benuabaru
- 14/02/2012 10:10 AM
#101
Graha Raya... Apa yang bisa dibagikan? Banyak.
Saya sudah lebih dari 1 tahun tinggal di sana. Saat membaca tret ini saya mencoba untuk bisa ikut berbagi.
Yang pasti ialah bahwa, sebagai konsumen saya akan mencoba terbuka dan jujur saja, semoga ada hal yang bermanfaat yang bisa diperoleh agan2 sekalian, dalam membuat keputusan dalam berinvestasi di Graha Raya.
Saya mencoba tidak akan menuangkan semua, sehingga setiap postingan saya akan berisi satu hal yang ingin saya bagikan.
Pagi ini saya ingin berbagi tentang Akses Jalan Raya.
Sepanjang pengalaman saya selama ini di Bintaro dan Graha Raya, saya mengambil kesimpulan bahwa kondisi jalan raya seputar Bintaro dan Graha Raya belum bisa dibanggakan. Itu pernyataan saya.
Sebagai pengguna jalan, dalam keseharian saya menggunakan sepeda motor dan mobil, tergantung pada kebutuhan dan kondisi tujuan saya. Dan yang saya amati, saya belum pernah menemukan jalan-jalan raya yang sangat mudah pecah dengan adanya lubang2 baru seperti di jalur Graha Raya dan Bintaro.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi:
1. Kondisi struktur tanah,
2. Teknologi konstruksi jalan raya,
3. Beban kendaraan yang melintas,
4. Faktor alam,
5. Lain-lain.
Saat ini, kondisi jalan raya di dekat Giant Graha Raya (Depan Melia), atau ruas jalan selepas wilayah Graha Bunga hingga Perigi tidak bisa dibanggakan.
Terutama ruas jalan di dekat Gretta arah ke Perigi kondisinya sangat berisiko dilalui oleh mobil.
Demikian pula jalur Graha Raya menuju Bhayangkara, untuk menuju Alam Sutra sebelum perempatan kantor kelurahan Paku Jaya, belum bisa dianggap aman dari lubang.
Setiap jalur bisa diisi oleh dua mobil, dan biasanya mobil berjalan di jalur kanan, sementara kendaraan roda dua maupun angkot mengambil jalur kiri. Jalur sebelah kanan seringkali diwarnai adanya lubang, dan jalur kiri pun membuat pengendara harus berhati-hati mengingat di beberapa polisi tidur (Graha Raya banyak sekali polisi tidurnya, walaupun beberapa sudah dibongkar di pertengahan tahun lalu), sering ditemui paku.
Khusus mengenai polisi tidur, sebenarnya tidak masalah apabila polisi tidurnya dibuat dengan ukuran yang wajar.
Ada 3 Leher botol kemacetan yang makin lama makin mengganggu kelancaran akses dari Graha Raya. Yaitu:
1. Untuk penghuni yang harus pagi-pagi mengejar waktu menuju tempat kerja dengan melintasi Bhayangkara ke Alam Sutra dan Serpong, anda akan menemui kemacetan luar biasa di Bhayangkara.
2. Bagi agan-agan yang berencana melewati Fortune Spring menuju gerbang Graha Raya di Ciledug, akan bertemu kemacetan di mulut gerbang.
3. Bagi yang berencana melewati jalur tol di CBD Sektor 7, anda akan menemui kemacetan selepas SPBU Pondok Aren dekat Perigi.
Inilah yang harus dihadapi di pagi hari. Sementara di sore/malam hari saat sudah capek di tempat kerja dan jalan raya dan ingin segera pulang ke Graha Raya kesulitan yang sama cenderung dijumpai, namun lebih pada kondisi jalan, bukan kemacetan.
Rencana Jalan tembus dari Graha Raya ke Discovery di Bintaro sampai hari ini belum terwujud.
Di samping itu, suasana hijau yang diwakili oleh banyaknya pedagang tanaman hias yang selama ini menjadi salah satu faktor yang menarik minat agan-agan penghuni Graha Raya sudah mulai hilang. Banyak yang sudah dikosongkan, mungkin akan segera dibangun.
Lintasan Truk Hijau pengangkut tanah yang biasanya sambung menyambung memberikan catatan tersendiri pula bagi saya. Sisa tanah di bak truk sering kali jatuh dan mengotori jalan, sehingga apabila hujan jalan menjadi licin, dan apabila udara panas akan berdebu dan mengganggu penglihatan maupun pernapasan.
Demikianlah yang bisa saya bagikan. Selamat berdiskusi.
NB: Masih ada hal-hal menyenangkan di Graha Raya yang membuat saya mencintai tempat ini.
b
Saya sudah lebih dari 1 tahun tinggal di sana. Saat membaca tret ini saya mencoba untuk bisa ikut berbagi.
Yang pasti ialah bahwa, sebagai konsumen saya akan mencoba terbuka dan jujur saja, semoga ada hal yang bermanfaat yang bisa diperoleh agan2 sekalian, dalam membuat keputusan dalam berinvestasi di Graha Raya.
Saya mencoba tidak akan menuangkan semua, sehingga setiap postingan saya akan berisi satu hal yang ingin saya bagikan.
Pagi ini saya ingin berbagi tentang Akses Jalan Raya.
Sepanjang pengalaman saya selama ini di Bintaro dan Graha Raya, saya mengambil kesimpulan bahwa kondisi jalan raya seputar Bintaro dan Graha Raya belum bisa dibanggakan. Itu pernyataan saya.
Sebagai pengguna jalan, dalam keseharian saya menggunakan sepeda motor dan mobil, tergantung pada kebutuhan dan kondisi tujuan saya. Dan yang saya amati, saya belum pernah menemukan jalan-jalan raya yang sangat mudah pecah dengan adanya lubang2 baru seperti di jalur Graha Raya dan Bintaro.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi:
1. Kondisi struktur tanah,
2. Teknologi konstruksi jalan raya,
3. Beban kendaraan yang melintas,
4. Faktor alam,
5. Lain-lain.
Saat ini, kondisi jalan raya di dekat Giant Graha Raya (Depan Melia), atau ruas jalan selepas wilayah Graha Bunga hingga Perigi tidak bisa dibanggakan.
Terutama ruas jalan di dekat Gretta arah ke Perigi kondisinya sangat berisiko dilalui oleh mobil.
Demikian pula jalur Graha Raya menuju Bhayangkara, untuk menuju Alam Sutra sebelum perempatan kantor kelurahan Paku Jaya, belum bisa dianggap aman dari lubang.
Setiap jalur bisa diisi oleh dua mobil, dan biasanya mobil berjalan di jalur kanan, sementara kendaraan roda dua maupun angkot mengambil jalur kiri. Jalur sebelah kanan seringkali diwarnai adanya lubang, dan jalur kiri pun membuat pengendara harus berhati-hati mengingat di beberapa polisi tidur (Graha Raya banyak sekali polisi tidurnya, walaupun beberapa sudah dibongkar di pertengahan tahun lalu), sering ditemui paku.
Khusus mengenai polisi tidur, sebenarnya tidak masalah apabila polisi tidurnya dibuat dengan ukuran yang wajar.
Ada 3 Leher botol kemacetan yang makin lama makin mengganggu kelancaran akses dari Graha Raya. Yaitu:
1. Untuk penghuni yang harus pagi-pagi mengejar waktu menuju tempat kerja dengan melintasi Bhayangkara ke Alam Sutra dan Serpong, anda akan menemui kemacetan luar biasa di Bhayangkara.
2. Bagi agan-agan yang berencana melewati Fortune Spring menuju gerbang Graha Raya di Ciledug, akan bertemu kemacetan di mulut gerbang.
3. Bagi yang berencana melewati jalur tol di CBD Sektor 7, anda akan menemui kemacetan selepas SPBU Pondok Aren dekat Perigi.
Inilah yang harus dihadapi di pagi hari. Sementara di sore/malam hari saat sudah capek di tempat kerja dan jalan raya dan ingin segera pulang ke Graha Raya kesulitan yang sama cenderung dijumpai, namun lebih pada kondisi jalan, bukan kemacetan.
Rencana Jalan tembus dari Graha Raya ke Discovery di Bintaro sampai hari ini belum terwujud.
Di samping itu, suasana hijau yang diwakili oleh banyaknya pedagang tanaman hias yang selama ini menjadi salah satu faktor yang menarik minat agan-agan penghuni Graha Raya sudah mulai hilang. Banyak yang sudah dikosongkan, mungkin akan segera dibangun.
Lintasan Truk Hijau pengangkut tanah yang biasanya sambung menyambung memberikan catatan tersendiri pula bagi saya. Sisa tanah di bak truk sering kali jatuh dan mengotori jalan, sehingga apabila hujan jalan menjadi licin, dan apabila udara panas akan berdebu dan mengganggu penglihatan maupun pernapasan.
Demikianlah yang bisa saya bagikan. Selamat berdiskusi.
NB: Masih ada hal-hal menyenangkan di Graha Raya yang membuat saya mencintai tempat ini.
