Judul Pendidikan Karakter di Sekolah
Penulis
Gede Raka
Yoyo Mulyana
Suprapti Sumarmo Markam
Conny R Semiawan
Said Hamid Hasan
Hana Djumhana Bastaman
Nani Nurachman
Penerbit Elex Media Komputindo
Tanggal terbit Mei 2011
Jumlah Halaman 260
"Kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh karakter warga negaranya - Soekarno"
Pernah bertanya adakah sesuatu yang salah setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, mengapa keadaan
ekonomi dan teknologi dalam keadaan diam dan malah mundur, apa yang menyebabkan anak-anak
kecil lebih mudah melakukan budaya asing daripada budaya sendiri. Hal-hal seperti ini dijawab
oleh buku Pendidikan Karakter di Sekolah.
Buku ini terdiri dari empat bagian. Secara keseluruhan berisi tentang apa yang menjadi
permasalahan tentang ketidakberjalanan peradaban di Indonesia, apa yang menjadi penyebab
kebrobrokan dari teknologi dan mentalitas Indonesia, metode apa yang cocok untuk menjadikan
pendidikan Indonesia menjadi lebih berkarakter, dan apa saja yang dipersiapkan untuk
melaksanakan metode tersebut.
Pada bagian pertama kita dikenalkan dengan penyebab Indonesia mengalami keadaan yang sangat
lambat dalam kemajuan teknologi dan ekonomi atau malah stagnant. Padahal Indonesia lebih dulu
merdeka dari negara-negara di ASEAN dan beberapa negara lain. Penyebabnya adalah pendidikan
sekolah yang tidak berkarakter.
Pada bagian kedua adalah alasan mengapa pendidikan berkarakter ini penting. Mengapa sampai Ki
Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswanya menganggap
bahwa pendidikan seperti itu salah, pendidikan adalah bagaimana peduli dengan masing-masing
komponen pendidikan, seperti taman. Namun pendidikan sekarang lebih kearah industrialisme yang
artinya hubungan antara orang tua-sekolah-dan murid seperti hubungan mandor-pekerja-mesin.
Siswa hanyalah dianggap sebagai produk yang dipantau hanya dengan tabel-tabel rapor akademik
dan kurikulum yang tidak berarti. Akhirnya didapatkanlah siswa yang bisa kompeten secara ilmu
namun terjun ke dalam pergaulan yang rusak. Hal ini disebabkan pendidikan karakter tidak
disertakan dalam proses pendidikan baik di rumah maupun di sekolah.
Pada bagian ke tiga adalah cara-cara yang digunakan untuk mendukung proses pendidikan
berkarakter. Pendekatan yang digunakan adalah Kokreasi. Pendekatan ini berarti upaya untuk
mencapai keadaan yang lebih baik dengan cara mencipta dan membangun bersama. Hal ini berarti
seluruh komponen pendidik harus berkomitmen untuk menjadikan program pembangunan berkarakter
ini terwujud dengan baik. Dalam perencanaan program pembangunan karakter, kepala sekolah, guru,
orang tua siswa, dan siswa harus mengerti dan ikut menyusun kurikulum pendidikan di sekolah
tersebut agar semuanya ikut bertanggung jawab dan memiliki tujuan program tersebut. Selain itu
nilai-nilai kejujuran, rasa, tanggung jawab, semangat belajar, disiplin diri, kegigihan,
apresiasi terhadap kebinekaan, semangat berkontribusi, dan optimise adalah nilai-nilai yang
harus ada dalam program pembangunan berkarakter tersebut
Pada bagian terakhir adalah saran-saran mengenai apa saja yang dipersiapkan untuk melaksanakan
program pendidikan berkarakter tersebut. Bagaimana membangun mentalitas komponen-komponen
pendidik demi mewujudkan pendidikan berkarakter. Selain saran juga manfaat apabila mengikuti
proses program pendidikan berkarakter yang dinikmati oleh semua komponen pendidikan.
Buku ini menjawab permasalahan tentang mengapa Indonesia mengalami kemunduran dalam daya juang,
koruptor dimana-mana, tidak anarkis, tragedi sara, dan lain-lain. Jawabannya adalah pendidikan
karakter yang tidak disertakan dalam proses pendidikan. Para pemerhati pendidikan yang
tergabung dalam Yayasan Jati Diri Bangsa ini sudah merinci langkah-langkah apa saja yang
dilakukan untuk melaksanakan pendidikan karakter di Indonesia dalam buku ini. Buku yang bisa
dijadikan pedoman pendidikan ini tidak layak untuk dibaca saja namun harus dilakukan. Buku ini
bukan untuk tenaga pendidik saja namun untuk tiap-tiap nyawa bangsa Indonesia. Alasannya adalah
pendidikan bukan hanya untuk orang yang bersekolah, tapi untuk seluruh bangsa Indonesia.