Quote:

Original Posted By daninoviandi ►
Indonesia Mengajar

jujur aja,sempet gak tertarik pas buku ini digembor2 ama penerbitnya di twiter trus pas ada di kick andy jg ya gw lewatin gt aja,sempet apatis sama buku ini
entah kenapa tiba2 tertarik baca pas buku ini datang sebagai hadiah bentang,padahal review di belakang buku jg gw baca gt2 doang
setelah membuka cerita pertama,ternyata bukunya keren,buka wawasan kita tentang daerah2 yg selama ini gak terbayangkan,membuka kesadaran jg kalo kisah di buku ini nyata,tentang pengalaman para pengajar muda yg merelakan masa hura2nya untuk mengajar di daerah yg mungkin mereka pun gak tau dimana itu.
Baca buku ini jg bikin kita berimajinasi hidup dan mengajar di daerah2 itu,dan membuat kita pengen juga jadi pengajar2 muda itu.
Kisah2 di dalamnya inspiratif,banyak jg cerita yg bikin terharu,mata berkaca2..Terbayang kehidupan tanpa listrik,tanpa hiburan2 elektronik,hanya ditemani bulan ketika malam tiba.
Well,salut buat para Pengajar Muda,mudah2an lanjut terus dan daerah2 yg tadinya tertinggal jd lebih maju & berkembang..

"Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik"

salah satu cerita yang bikin mewek >--- http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=10150420318651135

rate : 5/5

Spoiler for review

Quote:

Original Posted By Lalapoh ►


keagnya bagus nih...

nice share

Quote:

Original Posted By Zuko99 ►
Setuju puh,..
Ceritanya haru, tapi menginspirasi,..
Jadi inget kampung (tapi kampung ane, dah ada listrik, telpon & Internet)
Quotenya itu juga selalu terngiang di hati n pikiran puh, Apalagi cita-citaku aslinya pengen jadi guru,..

Spoiler for cover

Spoiler for cover

Spoiler for sinopsis

Sebelum Fa meninggal akibat diserang seekor beruang, Fa meminta Torak untuk berjanji akan pergi ke High Mountains dan mengalahkan setan yang merasuki tubuh beruang itu. Mau tidak mau, Torak pun berjanji dan meninggalkan Fa sendirian menghadapi kematian.

Ibu Torak meninggal saat dia kecil, sekarang Fa pun meninggalkan dirinya... sekarang dia sendirian... Sendirian berjalan di hutan, diburu oleh seekor beruang setan, dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Namun pertemuannya dengan seekor anak srigala membuat petualangannya lebih mudah.

Sampai suatu saat, segerombolan anggota Clan Raven menemukannya dan mengatakan padanya bahwa dia adalah The Listener yang disebutkan di dalam ramalan milik Clan Raven. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa mengalahkan beruang setan itu.

Akhirnya ditemani oleh Wolf dan Renn, Torak melakukan pengembaraan di hutan yang luas demi menghancurkan beruang setan itu. Demi seluruh clan yang hidup di hutan. Dan...tentu saja... demi Fa.

Quote:

Original Posted By oyxpik ►
[CODE]Author : Michelle Paver
Title : Wolf Brother (Chronicle of Ancient Darkness #1)
Published : March 1st 2006[/CODE]



Rate : 4/5 b

Quote:

Original Posted By daninoviandi ►
ada nih puh

http://www.goodreads.com/book/show/1379195.Wolf_Brother

Spoiler for SRC-2012 Bulan Januari

Spoiler for edisi indonesia

Spoiler for Prolog

Spoiler for Disclaimer

Spoiler for review

Wish You Were Here ini adalah buku kedua Leslie Simon yang pernah saya baca selain Everybody Hurts yang menceritakan mengenai segala tentang budaya emo. Sedikit berbeda dengan Everybody Hurts yang konsen ke musik dan band pengusung genre tersebut, di buku sekuel Everybody Hurts ini Leslie Simon lebih menjelaskan mengenai awal mula scene musik emo di amerika beserta daerah yang menjadi basisnya.

Sebenarnya segala kerusuhan yang terjadi sekarang ini bermula di Washington DC tahun 1987 lewat sebuah record label yang sudah dikultuskan yaitu Dischord Records dimana Embrace merilis album debutnya yang menjadi pionir musik emo untuk label tersebut. Sedangkan di saat yang sama Ian MacKaye yg menjadi mantan anggota Embrace serta Minor Threat membentuk Fugazi yang menjadi perbincangan saat itu. Ian MacKaye saat itu juga berfilosofi lewat lagu Straight Edge lewat band Minor Threat menjadikan ia sebagai simbol the way of life akan Straight Edge yg cukup booming di Indonesia. Lewat Fugazi, lahirlah sebuah genre musik bernama Post-Hardcore yang menurut sebagaian orang dilabeli Emocore.

Bukan hanya scene musik di Washington DC saja. Leslie juga menjelaskan pergerakan musik di Los Angeles pada tahun 1994, dimana saat itu Weezer merilis album debut mereka yang diberi nama "The Blue Album" oleh para fansnya. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada bulan september 1997 ada juga pergerakan juga di Kansas, dimana Doghouse Records merilis album debut Get Up Kids. Kemudian di Seattle pada musim panas 1998 muncul Modest Mouse dan Death Cab For Cutie yang menjadi icon hingga saat ini. Pada musim semi 2000 lahir Dashboard Confessional serta Less Than Jake di Florida. Sementara di Long Island pada bulan Agustus pada tahun yang sama Taking Back Sunday menunjukan kiprahnya.

Setelah itu banyak yang dijelaskan oleh Leslie akan scene musik di The Bay Area, New York, Omaha, Chicago sampai akhirnya di The Twin Cities pada tahun 2004 sebagai titik akhir dari pergerakan ini yang dimana setelah itu banyak bermunculan band-band baru bertajuk emo salah kaprah yang banyak dicela dan dimaki. Band emo salah kaprah inilah yang membentuk sisi negatif dari the real emo itu sendiri sehingga banyak yg melecehkannya.

Di Wish You Were Here, Leslie menjelaskan kepada pembaca pahami akar musik itu sendiri dan jangan sampai anda terjebak oleh tren yang ada sekarang tanpa mengetahui sejarah asal mulanya. Selain itu, buku ini adalah sebuah panduan yang bagus untuk memahami secara mendalam pergerakan musik hardcore serta tabiat scenester-nya di Amerika sampai masuk ke dalam dunia punk rock dengan semangat DIY (Do It Yourself).

Disitulah sejarah terbentuk sampai matinya diceritakan Leslie secara detail serta ilustrasi menarik karya Rob Dobi. Dan akhirnya, buku Wish You Were Here ini adalah sebuah memoar akan sebuah sejarah pergerakan musik the real emo di Amerika.

" death to false emo "

Rating
10/10

Spoiler for Review from Nyubi

The Weird Sisters mengisahkan tentang tiga anak perempuan Dr. James Andreas, Profesor Sastra Inggris di sebuah perguruan tinggi di kota kecil di Amerika Serikat. Mereka bernama Rosalind (Rose 33th), Bianca (Bean 30th), dan Cordelia (Cordy, 27th).

Karakter :

Cordy, anak bungsu, digambarkan seperti kebanyakan anak muda jaman sekarang (meskipun usianya 27th) yang bebas dan serba masa bodoh. Gaya hidupnya membuat ia nomaden, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, bekerja tidak tetap. Intinya, ia pergi ke mana pun ia mau. Sampai bertemu dengan seorang laki-laki yang akhirnya menghamilinya, dan tidak mau bertanggung jawab, membuatnya kembali ke rumahnya di Barney.

Bean, anak tengah, bersifat seperti wanita separuh baya pada umumnya. Bekerja di kantor hukum di New York, salah satu kota besar di Amerika, membuatnya hidup serba mewah. Bagaimana penampilannya dilihat orang lain adalah hal penting baginya. Demi penampilan, ia hamburkan gajinya, bahkan sampai harus mencuri uang berjuta-juta di kantornya. Akhirnya, ia dipecat. Karena malu, Bean pulang ke rumah orang tuanya di Barney.

Rose, anak sulung, sifatnya paling baik dibandingkan kedua saudaranya yang lain. Rose sangat menyayangi keluarganya. Selama Bean dan Cordy pergi entah ke mana, Rose lah yang merawat Profesor James dan istrinya yang sudah tua. Rose yang mengurus semua urusan rumah. Benar-benar anak yang berbakti.

Konflik :

Sekembalinya Bean dan Cordy ke Barney membuat Rose senang sekaligus bingung. Kenapa Bean yang bercita-cita ingin tinggal di New York malah akhirnya kembali ke desa kecil, Barney? Kenapa Cordy yang suka hidup bebas akhirnya kembali ke Barney? Rose berusaha mencari tahu, namun kedua saudara perempuannya hanya menjawab :

Bean : Aku bosan bekerja. Nanti juga aku balik lagi ke NY.

Cordy : Aku bosan juga.

Rose tahu ada yang salah. Sampai pada akhirnya perut Cordy membesar. Tagihan-tagihan hutang Bean terus berdatangan. Untuk membayar hutang-hutangnya, Rose menyarankan Bean agar menjual sebagian pakaian-pakaian brandednya ke tukang loak. Cordy akhirnya bekerja di sebuah convenience store. Di sana ia bertemu seorang laki-laki (namanya Dan) yang sepertinya jatuh hati pada Cordy. Bean akhirnya bertemu dengan pendeta muda yang tampan dan baik hati, lalu berteman dengannya membuatnya berubah. Ia tidak lagi suka tidur dengan suami orang. Bean bekerja sebagai pustakawati di perpustakaan tempat ayahnya mengajar.

Bagaimana dengan Rose? Rose tipe pemikir. Saat tunangannya mengajaknya untuk pindah ke Kanada, Rose jelas menolak dengan alasan bahwa ia tidak bisa meninggalkan orang tuanya yang sudah tua di Barney. Siapa yang akan mengurus rumah dan menjaga mereka? Begitu pikir Rose. Rose masih belum bisa percaya bahwa Bean dan Cordy akan bisa merawat orang tuanya dengan baik. Karena bean dan Cordy pun punya urusan mereka masing-masing yang belum selesai juga.

Suatu hari, ibu mereka yang divonis sakit kanker payudara, terlihat seperti orang yang sesak napas (Bean pikir ibunya sedang menghadapi sakaratul maut, mungkin). Saat itu Rose sedang berkunjung ke apartemen tunangannya di Kanada. Bean, satu-satunya orang yang berada di rumah, panic seketika. Ia akhirnya menghubungi rumah sakit.

Bagaimana akhirnya kehidupan The Weird Sisters? Sanggupkah Bean menghadapi masalah ibunya saat Rose sangat jauh dari Barney?

Apakah pilihan Rose? Tetap tinggal dengan keluarganya atau memilih tunangannya?

Bagaimana hubungan Cordy dengan Dan, Bean dengan pendeta muda tersebut? Bersemikah cinta?

Just read the books!

***
Menurut saya, masalah yang dipaparkan biasa aja seperti permasalahan keluarga pada umumnya. Bagusnya, penulis tidak melebih-lebihkan ceritanya hanya untuk terkesan dramatis dsb. Sangat orisinil. Profesor James sehari-hari berkata dengan putri-putrinya selalu mengutip kata-kata pujangga terkenal seperti Shakespeare, Polonius, dan Lord Chamberlain. Rosalind, Bianca, Cordelia adalah nama-nama yang—menurut penulis, orang jaman sekarang di Amerika sana tidak mau memakainya karena dianggap jadul dan kuno. Masa kecil mereka digambarkan sangat aneh dan berbeda dari kebanyakan anak kecil lainnya pada masa itu. The Weird Sisters lebih suka bergaul ke perpustakaan, membaca buku karya Shakespear dan teman-temannya. Sampai dewasa pun kebiasaan membaca itu tetap terbawa.

***

Quotes favorit :

Saat pacar Bean menanyakan berapa buku yang Bean baca dalam setahun, Bean jawab : beberapa ratus buku. Lalu pacaranya bertanya lagi : bagaimana bisa? Bean jawab :

“ Karena aku tidak menghabiskan waktu dengan menggonta-ganti saluran televise kabel sambil mengeluh tak ada acara yang bagus untuk ditonton. Karena Hari Minggu-ku tidak dihabiskan dengan membahas berbagai game. Karena aku tidak menghabiskan setiap malam dengan meminum bir yang harganya terlalu mahal dari semestinya dan mengikuti kontes konyol di bar. Karena saat mengantre, saat di gym, makan siang, aku tidak mengeluh jika harus menunggu, menatap sekeliling, atau mengagumi diri sendiri. Aku membaca! “

ucap Bean dalam hati (Ya, dalam hati. Karena saat pacarnya bertanya begitu, Bean hanya membalas : “Entahlah” sambil mengangkat bahu.

Dengan alur yang maju mundur, karakter tokoh yang masa kini sekali, konflik yang biasa saja. Tidak perlu mengerutkan dahi untuk membaca buku ini. Tidak perlu makan vitamin dulu supaya bisa ngerti maksud dari penulisnya. Hehe. Sudut pandang orang pertama serba tahu (kami).

Spoiler for sinopsis

Ini adalah salah satu kisah yang terjadi di bawah langit kota New York…
Ini kisah tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan…
Tentang impian yang bertahan di antara keraguan…
Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk bertahan hidup.

Awalnya Alex Hirano lebih memilih jauh-jauh dari gadis itu—malaikat kegelapannya yang sudah membuatnya cacat.
Kemudian Mia Clark tertawa dan Alex bertanya-tanya bagaimana ia dulu bisa berpikir gadis yang memiliki tawa secerah matahari itu adalah malaikat kegelapannya.

Awalnya mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan dingin itu membuat Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum dan jantung Mia yang malang melonjak dan berdebar begitu keras sampai Mia takut Alex bisa mendengarnya.

Spoiler for review

Dunia anak-anak sungguh penuh dengan senyuman, keindahan dan tawa. Maka jangan heran, jika kita melihat anak-anak masih bisa tersenyum dan bermain dengan riang gembira di tengah krisis maupun masa-masa yang sulit sekalipun. Andersen dapat dikatakan sukses menghadirkan dunia anak-anak dalam bukunya yang berjudul Wonderful Stories for Children ini. Banyak bahkan dapat saya katakan terlalu banyak hal-hal yang sangat indah dan penuh imajinasi sampai-sampai sulit diterima untuk ukuran orang dewasa.

Buku yang berisi sepuluh cerita ini memiliki kekuatan dalam penulisan deskripsinya, hal itu akan menggiring pembaca untuk membuka imajinasi selebar-lebarnya dalam membaca buku ini. Personifikasi yang dihadirkan penulis dalam buku ini pun dirasa sudah sangat baik. Berbagai benda berhasil dihidupkan oleh penulis, ya memang itu ciri khas fantasi bukan? Dalam cerita seperti ini, ada baiknya disertakan ilustrasi yang mendukung satu atau dua buah dalam setiap bab. Hal itu dirasa akan lebih membantu untuk pembaca yang kurang dapat berimajinasi.

Pesan-pesan moral yang disampaikan penulis cukup tersebar dalam buku ini. Namun demikian, banyak pesan yang dapat dikatakan tersirat dalam ceritanya. Hal itu yang mengakibatkan buku ini lebih cocok sebagai buku yang dibacakan orang dewasa kepada anak-anak.