SRC Juli: Read from July 12 to 15, 2012
Cerita Dalam Keheningan
Judul: Every Silence Has A Story
Penulis: Zara Zettira ZR
Penerbit: Esensi, Erlangga Group
Editor: Nadia L Hasan, Theresia Vini S
Kategori: Fiksi
Bahasa: Inggris dan Indonesia
Edisi: Soft Cover
ISBN: 97890334502
Hal: 648
Harga: Rp 109.000,-
"In silence, there is a story of miracles. In silence, you will find many things you won't find in searching..."
Zara Zettira ZR, saya pertama kali mengenal tulisannya lewat Rasta & Bella, buku hasil kolaborasi bareng Hilman. Waktu masih di bangku SD dan SLTP, saya sering membaca cerita pendek dia di berbagai majalah remaja. Beberapa kali juga meminjam novel karyanya di perpustakaan dekat sekolah. Setelah sekian lama tidak mendengar namanya di dunia kepenulisan, kali ini saya berkesempatan membaca karyanya kembali lewat buku bertajuk Every Silence Has A Story, sebuah buku yang mengangkat kisah nyata tentang perjalanan hidup sang penulis sendiri.
Zaira Ramadhani, seorang gadis yang lahir dari keluarga kaya dan terhormat. Dia menetap di sebuah pavilion mewah bersama keluarga besarnya, keluarga seorang petinggi partai pilitik yang juga bisnisman, keluarga yang terdiri dari berbagai ras, suku, culture dan kepercayaan. Dengan tumpukan harta yang dimilikinya, Zaira kecil berangkat ke sekolah dengan gonti-ganti mobil, menyesuaikan dengan warna pita dan seragamnya. Zaira sangat beruntung memiliki seorang ayah yang sangat mencintainya lebih dari dirinya sendiri. Namun sayang, luka di masa lalu membuat ibunya selalu menjaga jarak dan bersikap sinis padanya.
Kehidupannya berubah sejak sang kakek meninggal. Keluarganya berantakan, satu persatu mobilnya hilang, brankas penyimpanan uang dirampok, bahkan rumahnya disita. Dengan keterbatasan ekonomi, keluarga Zaira memutuskan untuk pindah rumah ke pinggiran sungai di daerah Jakarta Selatan. Di rumah mungil itulah dia mulai menulis, mengikuti kata hati. Cerpen pertamanya menang lomba di sebuah majalah. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari rumahnya untuk melanjutkan sekolah, bekerja part time sekaligus mengejar mimpinya.
Zaira kini tumbuh menjadi wanita karier yang di naungi dewi fortuna. Seorang penulis terkenal, seorang model berbakat, juga seorang creative director di sebuah perusahaan periklanan. Namun, di tengah puncak kejayaannya dia kembali kehilangan sang ayah yang pergi setelah berjuang melawan kanker. Hidupnya tak lagi normal, dia hampir gila dan beberapa kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya, hanya agar bisa berjumpa dengan ayahnya. Sampai suatu hari dia bertemu Jody, laki-laki yang banyak memiliki kesamaan dengan figur ayahnya, laki-laki yang membuatnya selalu tertawa, laki-laki pertama yang menyentuhnya, laki-laki yang melecut semangatnya untuk hidup dan laki-laki yang membuatnya jatuh cinta.
Well, saya sedikit kecewa ketika mengetahui buku ini bukan pure novel, ternyata hanya catatan perjalanan hidup yang minim dialog. Padahal sebagai novelis, akan lebih baik jika buku ini berbentuk novel fiksi, inspirasinya dari pengalaman pribadi sang penulis. Awal membaca saya sudah merasa bosan, karena ceritanya monoton hanya mengeksplor satu tokoh. Selain itu alurnya juga melompat nggak beraturan, menuntut pembaca untuk fokus mengikuti jalan ceritanya. Untungnya, gaya bahasanya ringan dan lugas, ngga perlu mikir untuk bisa menikmati ceritannya. Oia, buku ini terbit dari dua bahasa, jadi kita bisa memilih, prefer bahasa Indonesia atau sekalian belajar bahasa Inggris.
Buku ini berbeda dengan buku biografi sejenisnya. Biasanya sih ya, buku perjalanan hidup yang pernah saya baca sering jadikan sebagai alat pencitraan. Menceritakan kehebatan tokoh, keluarga tokoh dan nilai positif lainnya. Jarang ada penulis yang bersedia mengungkapkan kehidupannya sedalam ini. Penulis tidak hanya mengangkat sisi positif, tapi juga sisi negatif. Sebut saja konflik keluarga, perseteruan dengan ibunda, sampai hamil luar nikah. Tapi menurut saya kebablasan, ngga seharusnya dibuka semuanya. Sebagai seorang muslim, agama yang saya anut mengajarkan kita untuk menutup aib diri sendiri dan orang lain.
Kelebihan lain, penulis tidak sibuk cerita kehidupan pribadinya tapi juga mengeksplor beberapa lokasi setting. Penulis meracuni pembaca bahwa pulau Dewata Bali adalah tempat tinggal yang sempurna dengan pantai berpasir putih, sungai-sungai berarus deras sampai ketentraman dan kedamaian yang di ciptakan. Aaaah.. saya jadi pingin liburan ke pantai, mendengarkan suara deburan ombak dan angin laut menerpa wajah. Buku ini juga sarat nilai spiritual, mengajarkan kita bahwa dalam keheningan dan kepasrahan, kita bisa merasa kiandekat dengan Sang Pencipta. Hidup akan terasa jauh lebih ringan dan mudah jika kita sabar dan berserah diri. Kira-kira itulah esensi yang di sampaikan penulis.
Satu quote yang paling membuat saya speechless: "Dalam keheningan, kami saling mendengar hati nurani masing-masing hingga kami mendengar suara itu. Suara yang tak bisa diterjemahkan dalam kata-kata dalam bahasa apapun. Karena suara itu terlalu murni. Suara cinta"(hlm 239)
Happy reading ^_^
Rate: 3 of 5 stars