The Lost Army of Cambyses
Misteri Pasukan Cambyses, Pasar Gelap Artefak Kuno, dan Terorisme
rating:5/5

sumber: bukukita
Pada 523 SM, Kaisar Persia Cambyses mengirim sejumlah pasukan melintasi padang pasir di Gurun Barat, Mesir, untuk menghancurkan peramalan di Siwa. Pasukan tersebut tak pernah tiba di sana. Menurut legenda, lima puluh ribu tentara lengkap dengan peralatan perangnya itu diterjang badai pasir dan hilang selamanya.
Dua setengah milenium kemudian, serangkaian pembunuhan terjadi di Mesir. Seonggok mayat yang termutilasi terdampar di tepian Sungai Nil di Luxor; seorang pedagang barang antik dibunuh secara biadab di dalam tokonya di Kairo; dan seorang arkeolog Inggris bernama Michael Mullray tewas di lokasi penggalian kuno di Saqqara.
Kejadian-kejadian tersebut tampak tak berkaitan satu sama lain. Tetapi, Inspektur Yusuf Khalifa dari kepolisian Luxor memendam curiga. Begitu juga putri sang arkeolog, Tara Mullray, seorang ahli zoologi di Inggris. Mereka lalu mengadakan penyelidikan guna mengungkap misteri di balik peristiwa tersebut. Setelah menemukan kepingan hieroglif yang aneh, mereka pun mendapati petunjuk penting.
Akankah kejadian-kejadian misterius itu terungkap? Apa kaitan antara pasukan Cambyses yang lenyap dua setengah milenium silam dengan maraknya peristiwa pembunuhan di Mesir era kini? Dan, siapa dalang serta apa kepentingan di balik berbagai pembunuhan tersebut?
***
“Serumit lorong-lorong kaca, semencekam ancaman kematian.”
—Kirkus Review
“Memacu adrenalin. ... Anda merasa seolah sedang menaiki rollercoaster, berada di dalam perpustakaan dan di saat bersamaan tenggelam ke dalam Sungai Nil.”
—Crime Time
“Sebuah thriller yang keras, terkadang brutal, namun selalu mengasyikkan. Sussman sangat mengenal Mesir, di masa lalu dan masa kini.”
—Dr. Barbara Mertz, arkeolog
“Petualangan yang dahsyat... novel bagus yang ditulis dengan penuh kemampuan.”
—Valerio Massimo Manfredi
“Novel ini kian menambah genre misteri Mesir kuno. … Karena Sussman pernah melakukan penggalian di Mesir, kita memercayai detail latar ceritanya.”
—Publishers Weekly
“Sangat menarik perhatian… membekukan tulang punggung, thriller yang berjalan cepat. Buku ini memiliki semua bahan dari petualangan James Bond. Lokasi eksotis, barang-barang antik yang tak ternilai, fanatisme jahat dalam dominasi global, pembunuhan brutal, polisi korup, heroisme, dan membuat Anda terus menebak sampai ke bagian terakhir. Sangat jarang mendapati buku yang membuat degup jantung berpacu ketika Anda dengan malu-malu dan kompulsif membuka halamannya, tercekam pada apa yang akan terjadi pada paragraf berikutnya. Tetapi dalam gaya The Lost Army of Cambyses sangat mengejutkan sekaligus memikat." yang mengingatkan pada buku-buku Patricia Cornwel.
—Sunday Business Post, Irlandia
“Kisah petualangan yang menyenangkan… penuh pengetahuan arkeologi, dan dibangun dari latar belakang aksi militan Islam.”
—The Spectator
“Debut yang tersusun, diriset dengan baik dan ditempatkan secara mengagumkan… pembunuhan dan cekaman berakumulasi… Benar-benar inventif.”
—Publishers Weekly
“Petualangan arkeologi yang penuh aksi… Tercantum juga di dalamnya perasaan luar biasa tentang keluasan gurun pasir, khususnya dalam akhir yang sinematis, yang memacu adrenalin.”
—Wealden Times
“Novel ini sangat menyenangkan karena sarat tokoh-tokoh zalim, situasi-situasi sulit, dan keanehan-keanehan yang mustahil.”
—Waterstone’s Magazine
“Bak sebuah film, misteri petualangan yang menderu-deru, penuh detail sejarah dan arkeologi Mesir.”
—Booklist
***
Setelah meninggalkan Cambridge University, Paul Sussman berkeliling dunia selama tiga tahun. Semasa itu dia bekerja sebagai penggali kuburan, tukang bangunan, dan penjaja deterjen. Pada 1991, dia kembali ke Inggris dan turut mendirikan majalah The Big Issue. Sejak itulah Paul menekuni dunia kewartawanan. Pria yang pernah dinominasikan Periodical Publishers Association menjadi kolomnis Inggris 1997 ini memiliki seabrek pengalaman sebagai wartawan lepas, antara lain di The Daily Telegraph, The Daily Express, The Evening Standard, dan The Sunday Herald.
Selain menulis, Paul memiliki kegemaran utama di bidang arkeologi. Dia pernah terlibat dalam sejumlah penggalian, dan selama tiga tahun terakhir ia menghabiskan masa Oktober dan November di Lembah Para Raja, Mesir, sebagai petugas pencatat harian untuk The Amarna Royal Tombs Project. Kini, dia tinggal bersama istrinya di London sembari terus menulis feature untuk CNN.com biro Eropa.
***
THE INTERNATIONAL BESTSELLER
TELAH DITERJEMAHKAN KE DALAM 32 BAHASA DI 33 NEGARA
Pemenang The Golden Earphone Award 2005
dan ntah napa klo baca2 buku bergenre thriller kek gini gw selalu semangat...
apalagi klo berhubungan dgn arkelogi dan sejarah panjang umat manusia...
nah abis baca buku ini gw dapat gambaran dan sudut pandang baru gmn memandangi konflik yg biasa terjadi dtimur tengah...
klo kita biasanya ngebaca buku2 dgn tokoh org2 barat..
dalam buku ini ada 2 tokoh yg terlibat,,seorang polisi dari mesir dan seorang pakar binatang dari inggris...


alur ceritanya jg ga membosankan walaupun awalnya keliatan santai tapi ceritanya mengalir abis sampai di ending pun penuh kejutan dan ketika maw epilog jg bakal ada kejutan lg...
keren deh ceritanya...
bisa dsamakan kek ceritanya dan brown deh...
gw ga ngelebih2in...
klo dan brown terkenal karena keberanian dy ngebuat statement bahwa sejarah dlm buku itu adalah fakta,,sedang si paul susman hanya menuliskan bahwa jgn dianggap cerita dlm buku ini secara berlebihan tp anggap sebagai cerita diksi saja...
keren...


o iya..
harga buku ini klo beli dtoko 65ribuan..
cm setaw gw klo beli dtoko buku onlene bisa dpt korting jd 55rebu..
cm gw ga pernah beli dsana jdnya ga taw mekanismenya gmn??
Quote:
Original Posted By
ajiyantanu ►pertamaxxxxx...he...baca dolo gan

hehehe..
kgk jd pertamax lo...
eniwei klo si bro emank gemar ama novel triller gw recommen baca yg ini...
skrg gw lg baca bukunya yg lain...
the last secret of temple...
ntar klo udah baca gw cb but reviewnya..