Original Posted By
kiko_koki ►Brand Consultant
Kapan sebuah perusahaan butuh Brand Consultant?
[*]Ketika membangun perusahaan baru, nama baru. Obvious lah yaa.. no further comment kaya’nya
[*]Ketika mengembangkan produk baru (butuh logo, packaging, dll). Misalnya ketika Coca Cola Company membuat produk minuman baru, FresTea. Mereka men-develop identity dan lainnya bersama Brand Consultant.
[*]Perubahan nama (bisa karena ketinggalan jaman atau ada konflik trademark, dll). Seperti Pertamina yang ganti logo kuda lautnya dengan “diamond shape”, selain karena memang ada perubahan manajemen, logo lamanya dianggap obsolete, old school gitu kali yah.
[*]Ketika perusahaan mau merevitalisasi brand-nya. Misalnya: reposition, atau bisnis-nya udah berubah dari awal terbentuk, jadi harus ganti nama yang lebih pas, atau bisa juga ketika perusahaan mulai bermain secara global, yang artinya juga new market. Contoh yang bagus menurut gw personally >--- Pizza Hut
[*]Saat perusahaan merasa brand identity-nya kurang oke, merasa kuno, atau pengen ngerubah sedikit di logogram atau logotype supaya lebih merefleksikan misi yang baru. (tapi biasanya disertai dengan kondisi lain sebagai penyebab, mungkin karena perubahan manajemen, dari BOD (Board of Directors) yang konvensional menjadi Modern.
[*]Ketika perusahaan kepengen bikin sistem yang terintegrasi. Integrasi disini bermaksud untuk membuat suatu Brand Architecture baru, agar terlihat lebih konsisten di mata customer-nya, dll
[*]Atau ketika beberapa perusahaan terlibat merger, seperti contoh dulu Bank BDN, Bapindo, BBD, dan Bank Exim bergabung menjadi satu, hasilnya = Bank Mandiri. Contoh lainnya Sony Ericsson dan Total.
Contoh Brand Consultant:
Global: Landor, Saffron, Wolff Olins, InterBrand

, TippingSprung, Pentagram, Enterprise IG
Lokal: DM Associates, Makki Makki, Kinaya
Advertising Agency
Biasanya lingkup pekerjaan ad agency ngga jauh-jauh dari sini:
[*]Menganalisa Industri si klien
[*]Menganalisa Produk dan Konsumen Potensialnya
[*]Menganalisa pasar, dan menetapkan strategi pemasaran
[*]Penetapan tujuan periklanannya
[*]Merancang strategi kreatif
[*]Strategi Media
Khusus untuk yang point ke-6, beberapa ad agency (multinasional) sudah mempunyai partner atau pihak ketiga untuk merancang strategi media, biasanya disebut juga Media House. Jadi, profesi media buyer, media planner, dll adanya bukan di ad agency lagi, tapi di media house.
Sebuah ad agency yang lengkap, paling ngga punya divisi-divisi berikut:
Divisi Account Service, Divisi Creative Service, Office Administration (pastinya), Finance & Accounting, Media Monitoring, HRD (ya iya lah), IT, atau ada juga yang punya divisi CRM (Customer Relationship Management) dan Divisi PR (Public Relation).
(note: Account dalam istilah Account service berbeda dengan “Accounting”, Account = Klien).
Contoh advertising agency:
Global: Lowe, Ogilvy, Saatchi Saatchi, Leo Burnett, Publicis, McCann, FCB, BBDO, DDB, JWT, Euro RSCG, Y&R
Lokal: Matari, MACS909, Neo, Crush, DM Pratama, JC&K, Cabe Rawit, Srengenge, Petakumpet
Contoh Media House: MindShare, Starcom MediaVest Group, Zenith Optimedia
Graphic Boutique/Design Consultant
Kalau menurut pandangan gw pribadi, graphic boutique berarti sebuah perusahaan konsultasi desain grafis yang kerjaan-nya lebih spesifik, parsial (terpisah), kadang include ke dalam suatu campaign, bisa juga ngga. Misalnya dalam pembuatan materi-materi periklanan Below The Line, Brochure, Catalog, Company Profile, Annual Report, Packaging, dll. Biasanya crafting desain-nya lebih spektakuler, aduhai deh… Mulai dari Creative Packaging, Printing Techniques, Fancy Paper Selection, dll.
Contoh Graphic Boutique:
Global: Hornall Anderson Design Works (my fave)

, HLC Group, Carlos Segura
Lokal: LeBoYe, Design Lab, Afterhours, Inkara Design, Avigra, dll
tambahan...
Pada kenyataannya, klasifikasi seperti ini kadang udah ngga valid, beberapa perusahaan mungkin aja punya bisnis yang overlapping. Misalnya Ad Agency mungkin aja ngerjain branding juga, atau bisa jadi Brand Consultant juga merangkap sebagai Graphic Boutique. Jadi yaa kalo sekarang lebih variatif, karena setiap perusahaan juga kepengen nyicipin “kue” yang potensial. Sah sah aja.
Cuma memang idealnya, pembagian tugas diserahkan kepada yang memang expert di bidangnya, supaya tujuan-nya tercapai dengan hasil yang maksimal. Dan kalau ada satu brand ditangani oleh beberapa perusahaan brand consultant, ad agencies, dan graphic boutique adalah hal yang biasa di industri ini.
Udah deh ya, segitu dulu… mudah-mudahan bisa dimengerti…
As always, CMIIW
