brandalz89
- 30/11/2008 02:13 PM
#1
Kota Bogor, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram").
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
Letak
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.
Batas Wilayah
Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Utara Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang
Timur Sukaraja dan Ciawi
Selatan Cijeruk dan Caringin
Barat Kemang dan Dramaga
Iklim, topografi, dan geografi
Sejarah
Monumen Kujang, Bogor. Puncak monumen melambangkan senjata tradisional Bogor "Sang Kujang"
Abad kelima
Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia - Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa erkeolog ternam seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang menyatakan eksistensi kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan bukti otentiknya.
Kerajaan Pajajaran
Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan hingga sekarang.
Pakwan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.[1]
Zaman Kolonial Belanda
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Kebun Raya Bogor
Ketika VOC bangkrut pada awal abad kesembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah Rafless, Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzoorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.
Hindia Belanda
Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan Gemeente Buitenzoorg.
Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (propince West Java) yang terdiri dari 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (staads gementee). Buitenzoorg menjadi salah satu staads gementee.
[SIZE="4"]Zaman Jepang[/SIZE]
Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.
Pasca kemerdekaan
Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950[2].
Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957[3].
Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965[4] dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974[5].
Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor 22tahun 1999[6].
Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.
Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.
Tempat-tempat menarik
Beberapa tempat menarik di Kota Bogor, di antaranya adalah:
* Kebun Raya Bogor
Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.
Wanita desa dipinggir kolam penghias Istana Bogor, oleh pematung Indonesia, Trubus
* Istana Bogor
Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
* Taman Kencana
Adalah sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil, kaum muda maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari minggu saat para orang tua dan anak-anak sedang libur. Dahulu di tengah Taman Kencana terdapat sebuah batu prasasti buatan yang berbentuk elips dan berukuran ±2×2×2 meter. pada batu ini terdapat sebuah tulisan dalam bahasa Indonesia tapi diukir menyerupai tulisan Sansekerta. hingga pada akhirnya batu tersebut diangkat kira-kira antara tahun 2000 sampai 2005.
* Lapangan Sempur
Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus ini, sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan ini sekarang dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan ini terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai, area untuk senam. Pada hari minggu tempat ini akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan ataupun alat-alat yang menggelar dagangannya disini setiap hari minggu. Lapangan ini kerap digunakan untuk berbagai even musik.
* Stasiun Bogor
Merupakan stasiun utama kota Bogor yang merupakan warisan dari jaman Belanda. Saat ini Stasiun Bogor hanya melayani rute Jakarta saja, dan sudah tidak melayani rute Sukabumi. Dahulu sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta melalui Sukabumi dan Bandung.
* Taman Topi
Awalnya Taman Topi bernama Taman Kebon Kembang tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian direnovasi menjadi Taman Topi yang mengusung konsep Bangunan berbentuk Topi, kala itu Taman Topi merupakan salah satu alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun pada sejak tahun 1994 sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini menjadi tidak terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota.
* CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices
Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam, terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Kawasan ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur dan tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan konservasi.
* Dramaga
Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra pruduksi manisan basah dan kering, baik itu dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).
* Situ Gede atau Setu Gede
Danau kecil di barat laut kota Bogor, di tepi hutan penelitian Darmaga.
* Kampung Jawa
* Gunung Bunder
* Gunung Pancar
* Gunung Gede
* Gunung Salak
* Bogor Square
di UP date gan ini poto" bogor tempo doeloe
Kartinischool_te_Buitenzorg

Kantor Kehutanan Pasar Bogor 1920

Hotel du chemin-1880

gedung pengadilan

RS Jiwa Cilendek (sekarang RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor) dulu bernama Krankzinnigengestich te Buitenzzorg
Desa Empang-1880

Ciapus (sungai)-1880

Ciomas (sungai & air terjun)-1910

Cigombong (danau Lido)-1941

Batutulis (sumur artesis)-1900

Batutulis (stasiun&sungai)-1901

Alun-alun-Empang_1880

Masjid_Raya

KuburanChinaBatutulis_1870

Tugu_Pilar_Air_Mancur

stasiun_kereta api_bogor
Taman-Dyah-Bayurini_1910

Istana_Bogor_1900

Istana7_1950

stana6_1925

Istana4_1875

Hotel_bellevue1 (sekarang BTM)


Halte_Batoetoelis_1900

CipakuDariBatutulis_1870

Gedung_PHPA_kebun_raya

Stasiun3_1890

Karesidenan_1875
Sampai saat ini (2008) gedung ini masih kokoh berdiri di Jl Juanda.

Puncak Pass 1880


Pasar Ramayana diambil dari arah pintu Kebun Raya Bogor. Sebelah kiri Lawang Saketeng, kanan Museun Zoologi

Station_te_Buitenzorg_1880

Paledang_1920

Pasar_Bogor


Caringinweg_1870

Taman_Kencana


BP_LIPI

Balaikota_Bogor_abad18

Terminal_Kapten_Muslihat

TanjakanEmpang_1900

Suryakencana1_1875

station_Batoe_Toelis_1910

Rumah_Sakit_Salak_1870

PMI_1938

Jembatan_Merah



Batutulis_1910

Jalan Sudirman, Bogor (th 1870). Tampak pilar dikejauhan (sekarang Air Mancur)

De Societeit atau Gedung Nasional yang terletak di Jl Juanda. Sekarang gedung ini telah hilang, berganti dengan bangunan gedung untuk bank-bank (samping Balaikota)

kampung-cina-surken


bpr-bogor

masjid-empang

ciomas

pasar-hewan

air-mancur

danau

Jembatan gantung di Kebun Raya Bogor (1920)

UPDATE NAMA JALAN DI BOGOR
saya buatkan nama-nama jalan saat ini dan nama jalan pada sekitar tahun 1920an (ref: Gemeentekaart van Buitenzorg 1920 - KIT Library):
Jalan Merdeka = Tjikeumeuh Weg
Jalan Ir.H.Juanda = Groote Weg
Jalan Kapten Muslihat = Bantammer weg
Jalan Panaragan Kidul = Gestich Weg
Jalan Mayor Oking = Bioscoop Weg
Jalan Nyi Raja Permas = Stations Weg
Jalan Dewi Sartika = Park Weg
Jalan M.A Salmun = Gasfabriek Weg
Jalan Sawo Jajar = Laan Van Der Wijk
Jalan Abesin = Wetselaars Weg
Gang Ardio = Parallel Weg
Jalan Gedong Sawah = Mulo Straat
Jalan Gedong Sawah 4 = Binnen Weg
Jalan Pengadilan = Hospitaal Weg
Jalan Kartini = Verlengde Feith Weg
Jalan Semboja = Schenck De Jong Weg
Jalan Dr.Semeru = Tjilendek Weg
Jalan Mawar = Gang De Leau
Jalan Ciwaringin 1 = Gang Edwards
Jalan Perintis Kemerdekaan = Gang Kebon Djahe
Jalan Kantor Batu = Museum Laan
Jalan Gereja = Kerk Weg
Jalan Sekolahan = School Weg
Jalan Empang = Tandjakan Empang
Jalan Siliwangi = Handels Straat
Jalan Batu Tulis = Koepel Weg
Nama jalan yang tidak disebutkan, sebagian besar, tidak berubah namanya. Seperti Jalan Panaragan dulunya Panaragan Weg. Gang Menteng dari dulu tetap bernama Gang Menteng. Jalan Ciwaringin dulunya memang bernama Tjiwaringin Laan. Gang Slot, dari dulu memang bernama Gang Slot. Jalan Pledang, dulunya memang bernama Pledang Weg. Jalan Panaragan memang dari dulu sudah bernama Panaragan Weg. Mantarena, dulunya juga bernama Mantarena. Jalan Pancasan dari dulu sudah bernama Pantjasan Weg.
Ada juga nama jalan yang saat ini terpecah menjadi beberapa nama jalan. Seperti Tjikeumeuh Weg, saat ini menjadi terbagi menjadi tiga jalan, yaitu: Jalan Merdeka, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Cimanggu. Groote Weg saat ini terbagi menjadi beberapa jalan, yaitu: Jalan Ir.H Juanda dan Jalan Jend Sudirman.
Tentunya ada jalan yang dulu belum ada karena memang masih berupa rawa atau hutan, atau memang tidak dicantumkan di peta tersebut. Seperti Jalan Jalak Harupat dan Jalan Pajajaran.
UP date (maaf gambarnnya sebagian kecil)
stasiun kereta


pasar bogor


Masjidkampungarab-1900

kujang

kebunraya_airshoot

jalansudirman

istana



gedung pengadilan

gedung kerisidenan.

Batutulis (kuburancina)-1880

Batutulis (stasiun&sungai)-1901

Batutulis (sumur artesis)-1900

Cigombong (danau Lido)-1941

Pekerja Local Dapet Penghargaan Meneer

Noni Walanda Di Istana

Meneer Nuju Tuang


Meneer Istana Baheula

Foto Tantara Walanda Jaman Doeloe

Foto Meneer N Raja Baheula Di Istana

soeke Atie 1772

pasar 1769

kampus darmaga 1772

Darmaga 1772

Darmaga 1770

batu tulis 1770


air mancur 1770 - 1775




teras istana bogor 1989




taman istana bogor 1972

ruang konferensi 1989

pintu masuk istana bogor 1972

pavillion istana bogor 1972




monumen Lady Raffles 1972

makam di kebon raya bogor 1972

jalan utama istana bogor 1989

gardu penjaga istana bogor 1989



Kunjungan Raja Buleleng (1864)

Goesti Ngoerah Ketoet Djilantik, Raja Buleleng, berkunjung ke Buitenzorg pada tahun 1864 pada masa Gubernur Jendral L.A.J.W. Sloet van de Beele.
Kunjungan Raja Siam (1901)

Kunjungan Raja dan Ratu dari Kerajaan Siam pada tahun 1901 ke Lands Plantentuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor). Berdiri kedua dari kanan: Dr M. Treub, Directeur van 's Lands Plantentuin.
Kunjungan Pakoe Boewono X (1938)

Kunjungan Pakoe Boewono X ke Istana Bogor pada tahun 1938. Terlihat di foto Susuhunan sedang diantar Gubernur Jendral Jhr Mr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menuju kendaraannya.

Pakoe Boewono X sedang diterima oleh Gubernur Jendral Jhr Mr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh di Istana Bogor pada tahun 1938 saat kunjungannya ke Buitenzorg

Berfose dengan putri tertua dari Gubernur Jendral Jhr Mr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Putri dari Pakoe Boewono X saat kunjungannya ke Istana Bogor tahun 1938.
Zwembadje van Tjiboerial bij Buitenzorg Foto ini bertanggal 23 Oktober 1938

Kolam Ciburial 2008





Foto-foto ini menggambarkan suasana di Jalan Suryakencana (dulu Handelsstraat) dekat Pasar Bogor dan Kebun Raya Bogor.
Foto-foto ini diabadikan saat Kota Bogor kedatangan Pangeran Bernard dan Ratu Juliana pada bulan Agustus 1971.
Suryakencana(26Agustus1971)




bioskop rangga gading(26Agustus1971)


jalanbogor(26Agustus1971)

pasarbogor(26Agustus1971)

bioskop Rangga gading 2008


Suryakencana






[COLOR="black"][COLOR="Red"]SEJARAH SUMBER AIR MINUM CIBURIAL[/COLOR][/COLOR]
1843
Untuk memenuhi kebutuhan air kota Jakarta (Batavia) oleh Pemerintah Hindia Belanda pengadaan air bersih berasal dari sumur bor/artesis
1918 - 1920
Ditemukan sumber mata air Ciburial di daerah Ciomas Bogor oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan kapasitas 484 l/dt. Dan tahun berdirinya Gementeestaat-waterleidengen van Batavia
1922
Pada tanggal 23 Desember untuk pertama kalinya air yang berasal dari Ciburial Bogor dialirkan ke kota Batavia (Jakarta), dan pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi PAM JAYA
1945 - 1963
Pelayanan air minum dilaksanakan oleh Dinas Saluran Air Minum Kota Praja dibawah Kesatuan Pekerjaan Umum Kota Praja
1977
Tanggal 30 April 1977 PAM JAYA disyahkan berdasarkan PERDA DKI Jakarta No. 3/1977
Tanggal 2 Nopember 1977 PAM JAYA dikukuhkan oleh SK Mendagri No. PEM/10/53/13350 diundangkan dalam Lembaran DKI Jakarta No. 74 tahun 1977
1997
6 Juni 1997, Pendantanganan Perjanjian Kerjasama PAM JAYA dengan 2 Mitra Swasta selama 25 tahun yaitu PT. Garuda Dipta Semesta yang saat ini menjadi PT. PAM LYONNAISE JAYA (PT. PALYJA) dan PT. Kekar Pola Airindo yang saat ini menjadi PT. THAMES PAM JAYA (PT. TPJ)
1998
1 Februari 1998, Operasional secara penuh pelayanan air minum pada wilayah usaha dilaksanakan oleh 2 Mitra Swasta
2001
Setelah melalui negosiasi Perjanjian Kerjasama direvisi dinyatakan kembali (Amended & Restated) dengan Perjanjian Kerjasama 22 Oktober 2001
2004 - 2005
24 Desember 2004 Penandatanganan kesepakatan Addendum Perjanjian Kerjasama 2001 untuk Wilayah Barat (PT. PALYJA).
7 Oktober 2005 Penandatanganan kesepakatan Addendum Perjanjian Kerjasama 2001 untuk Wilayah Timur (PT.TPJ).

melihat saluran ke jakarta

gudang utama


angker serem
atap gerbong air


Jalan Setapak kejalur air untuk lokal Bog



Gudang-gudang

Bendungan air


Cerobong dan pintu sumur

DalamGudang

Gudang kecil


Pengukur Debit air

Pohontua

Tangan patung mungkin bersejarah.....

trimakasih kepada
seluruh teman" yang memiliki gembar" tersebut
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
Letak
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.
Batas Wilayah
Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Utara Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang
Timur Sukaraja dan Ciawi
Selatan Cijeruk dan Caringin
Barat Kemang dan Dramaga
Iklim, topografi, dan geografi
Sejarah
Monumen Kujang, Bogor. Puncak monumen melambangkan senjata tradisional Bogor "Sang Kujang"
Abad kelima
Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia - Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa erkeolog ternam seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang menyatakan eksistensi kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan bukti otentiknya.
Kerajaan Pajajaran
Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan hingga sekarang.
Pakwan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.[1]
Zaman Kolonial Belanda
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Kebun Raya Bogor
Ketika VOC bangkrut pada awal abad kesembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah Rafless, Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzoorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.
Hindia Belanda
Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan Gemeente Buitenzoorg.
Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (propince West Java) yang terdiri dari 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (staads gementee). Buitenzoorg menjadi salah satu staads gementee.
[SIZE="4"]Zaman Jepang[/SIZE]
Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.
Pasca kemerdekaan
Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950[2].
Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957[3].
Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965[4] dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974[5].
Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor 22tahun 1999[6].
Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.
Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.
Tempat-tempat menarik
Beberapa tempat menarik di Kota Bogor, di antaranya adalah:
* Kebun Raya Bogor
Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.
Wanita desa dipinggir kolam penghias Istana Bogor, oleh pematung Indonesia, Trubus
* Istana Bogor
Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
* Taman Kencana
Adalah sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil, kaum muda maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari minggu saat para orang tua dan anak-anak sedang libur. Dahulu di tengah Taman Kencana terdapat sebuah batu prasasti buatan yang berbentuk elips dan berukuran ±2×2×2 meter. pada batu ini terdapat sebuah tulisan dalam bahasa Indonesia tapi diukir menyerupai tulisan Sansekerta. hingga pada akhirnya batu tersebut diangkat kira-kira antara tahun 2000 sampai 2005.
* Lapangan Sempur
Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus ini, sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan ini sekarang dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan ini terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai, area untuk senam. Pada hari minggu tempat ini akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan ataupun alat-alat yang menggelar dagangannya disini setiap hari minggu. Lapangan ini kerap digunakan untuk berbagai even musik.
* Stasiun Bogor
Merupakan stasiun utama kota Bogor yang merupakan warisan dari jaman Belanda. Saat ini Stasiun Bogor hanya melayani rute Jakarta saja, dan sudah tidak melayani rute Sukabumi. Dahulu sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta melalui Sukabumi dan Bandung.
* Taman Topi
Awalnya Taman Topi bernama Taman Kebon Kembang tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian direnovasi menjadi Taman Topi yang mengusung konsep Bangunan berbentuk Topi, kala itu Taman Topi merupakan salah satu alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun pada sejak tahun 1994 sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini menjadi tidak terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota.
* CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices
Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam, terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Kawasan ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur dan tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan konservasi.
* Dramaga
Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra pruduksi manisan basah dan kering, baik itu dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).
* Situ Gede atau Setu Gede
Danau kecil di barat laut kota Bogor, di tepi hutan penelitian Darmaga.
* Kampung Jawa
* Gunung Bunder
* Gunung Pancar
* Gunung Gede
* Gunung Salak
* Bogor Square
di UP date gan ini poto" bogor tempo doeloe
Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 1
Kartinischool_te_Buitenzorg

Kantor Kehutanan Pasar Bogor 1920

Hotel du chemin-1880

gedung pengadilan

RS Jiwa Cilendek (sekarang RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor) dulu bernama Krankzinnigengestich te Buitenzzorg

Desa Empang-1880

Ciapus (sungai)-1880

Ciomas (sungai & air terjun)-1910

Cigombong (danau Lido)-1941

Batutulis (sumur artesis)-1900

Batutulis (stasiun&sungai)-1901

Alun-alun-Empang_1880

Masjid_Raya

KuburanChinaBatutulis_1870

Tugu_Pilar_Air_Mancur

stasiun_kereta api_bogor

Taman-Dyah-Bayurini_1910

Istana_Bogor_1900

Istana7_1950

stana6_1925

Istana4_1875

Hotel_bellevue1 (sekarang BTM)


Halte_Batoetoelis_1900

CipakuDariBatutulis_1870

Gedung_PHPA_kebun_raya

Stasiun3_1890

Karesidenan_1875
Sampai saat ini (2008) gedung ini masih kokoh berdiri di Jl Juanda.

Puncak Pass 1880


Pasar Ramayana diambil dari arah pintu Kebun Raya Bogor. Sebelah kiri Lawang Saketeng, kanan Museun Zoologi

Station_te_Buitenzorg_1880

Paledang_1920

Pasar_Bogor


Caringinweg_1870

Taman_Kencana


BP_LIPI

Balaikota_Bogor_abad18

Terminal_Kapten_Muslihat

TanjakanEmpang_1900

Suryakencana1_1875

station_Batoe_Toelis_1910

Rumah_Sakit_Salak_1870

PMI_1938

Jembatan_Merah



Batutulis_1910

Jalan Sudirman, Bogor (th 1870). Tampak pilar dikejauhan (sekarang Air Mancur)

De Societeit atau Gedung Nasional yang terletak di Jl Juanda. Sekarang gedung ini telah hilang, berganti dengan bangunan gedung untuk bank-bank (samping Balaikota)

kampung-cina-surken


bpr-bogor

masjid-empang

ciomas

pasar-hewan

Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt kebun raya
air-mancur

danau

Jembatan gantung di Kebun Raya Bogor (1920)

UPDATE NAMA JALAN DI BOGOR
saya buatkan nama-nama jalan saat ini dan nama jalan pada sekitar tahun 1920an (ref: Gemeentekaart van Buitenzorg 1920 - KIT Library):
Jalan Merdeka = Tjikeumeuh Weg
Jalan Ir.H.Juanda = Groote Weg
Jalan Kapten Muslihat = Bantammer weg
Jalan Panaragan Kidul = Gestich Weg
Jalan Mayor Oking = Bioscoop Weg
Jalan Nyi Raja Permas = Stations Weg
Jalan Dewi Sartika = Park Weg
Jalan M.A Salmun = Gasfabriek Weg
Jalan Sawo Jajar = Laan Van Der Wijk
Jalan Abesin = Wetselaars Weg
Gang Ardio = Parallel Weg
Jalan Gedong Sawah = Mulo Straat
Jalan Gedong Sawah 4 = Binnen Weg
Jalan Pengadilan = Hospitaal Weg
Jalan Kartini = Verlengde Feith Weg
Jalan Semboja = Schenck De Jong Weg
Jalan Dr.Semeru = Tjilendek Weg
Jalan Mawar = Gang De Leau
Jalan Ciwaringin 1 = Gang Edwards
Jalan Perintis Kemerdekaan = Gang Kebon Djahe
Jalan Kantor Batu = Museum Laan
Jalan Gereja = Kerk Weg
Jalan Sekolahan = School Weg
Jalan Empang = Tandjakan Empang
Jalan Siliwangi = Handels Straat
Jalan Batu Tulis = Koepel Weg
Nama jalan yang tidak disebutkan, sebagian besar, tidak berubah namanya. Seperti Jalan Panaragan dulunya Panaragan Weg. Gang Menteng dari dulu tetap bernama Gang Menteng. Jalan Ciwaringin dulunya memang bernama Tjiwaringin Laan. Gang Slot, dari dulu memang bernama Gang Slot. Jalan Pledang, dulunya memang bernama Pledang Weg. Jalan Panaragan memang dari dulu sudah bernama Panaragan Weg. Mantarena, dulunya juga bernama Mantarena. Jalan Pancasan dari dulu sudah bernama Pantjasan Weg.
Ada juga nama jalan yang saat ini terpecah menjadi beberapa nama jalan. Seperti Tjikeumeuh Weg, saat ini menjadi terbagi menjadi tiga jalan, yaitu: Jalan Merdeka, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Cimanggu. Groote Weg saat ini terbagi menjadi beberapa jalan, yaitu: Jalan Ir.H Juanda dan Jalan Jend Sudirman.
Tentunya ada jalan yang dulu belum ada karena memang masih berupa rawa atau hutan, atau memang tidak dicantumkan di peta tersebut. Seperti Jalan Jalak Harupat dan Jalan Pajajaran.
UP date (maaf gambarnnya sebagian kecil)
Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 2
stasiun kereta


pasar bogor


Masjidkampungarab-1900

kujang

kebunraya_airshoot

jalansudirman

istana



gedung pengadilan

gedung kerisidenan.

Batutulis (kuburancina)-1880

Batutulis (stasiun&sungai)-1901

Batutulis (sumur artesis)-1900

Cigombong (danau Lido)-1941

Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 3 (Kegiatan Istana Bogor Jadul)
Pekerja Local Dapet Penghargaan Meneer

Noni Walanda Di Istana

Meneer Nuju Tuang


Meneer Istana Baheula

Foto Tantara Walanda Jaman Doeloe

Foto Meneer N Raja Baheula Di Istana

Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 4 (Bogor Abad 15 - 17)
soeke Atie 1772
pasar 1769

kampus darmaga 1772
Darmaga 1772

Darmaga 1770

batu tulis 1770


air mancur 1770 - 1775
Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 5 (Istana Bogor (1970 - 1980an)
teras istana bogor 1989




taman istana bogor 1972

ruang konferensi 1989

pintu masuk istana bogor 1972

pavillion istana bogor 1972




monumen Lady Raffles 1972

makam di kebon raya bogor 1972

jalan utama istana bogor 1989

gardu penjaga istana bogor 1989



Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 6 (Kunjungan Raja-Raja ke Buitenzorg)
Kunjungan Raja Buleleng (1864)

Goesti Ngoerah Ketoet Djilantik, Raja Buleleng, berkunjung ke Buitenzorg pada tahun 1864 pada masa Gubernur Jendral L.A.J.W. Sloet van de Beele.
Kunjungan Raja Siam (1901)

Kunjungan Raja dan Ratu dari Kerajaan Siam pada tahun 1901 ke Lands Plantentuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor). Berdiri kedua dari kanan: Dr M. Treub, Directeur van 's Lands Plantentuin.
Kunjungan Pakoe Boewono X (1938)

Kunjungan Pakoe Boewono X ke Istana Bogor pada tahun 1938. Terlihat di foto Susuhunan sedang diantar Gubernur Jendral Jhr Mr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menuju kendaraannya.

Pakoe Boewono X sedang diterima oleh Gubernur Jendral Jhr Mr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh di Istana Bogor pada tahun 1938 saat kunjungannya ke Buitenzorg

Berfose dengan putri tertua dari Gubernur Jendral Jhr Mr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Putri dari Pakoe Boewono X saat kunjungannya ke Istana Bogor tahun 1938.
Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 7 (before n after Zwembadje van Tjiboerial bij Buitenzorg yang Merana)
Zwembadje van Tjiboerial bij Buitenzorg Foto ini bertanggal 23 Oktober 1938

Kolam Ciburial 2008
Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 8 (surya kencana jadoel)
Foto-foto ini menggambarkan suasana di Jalan Suryakencana (dulu Handelsstraat) dekat Pasar Bogor dan Kebun Raya Bogor.
Foto-foto ini diabadikan saat Kota Bogor kedatangan Pangeran Bernard dan Ratu Juliana pada bulan Agustus 1971.
Suryakencana(26Agustus1971)




bioskop rangga gading(26Agustus1971)


jalanbogor(26Agustus1971)

pasarbogor(26Agustus1971)

Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 9 (surya kencana 2008)
bioskop Rangga gading 2008


Suryakencana






[COLOR="black"][COLOR="Red"]SEJARAH SUMBER AIR MINUM CIBURIAL[/COLOR][/COLOR]
1843
Untuk memenuhi kebutuhan air kota Jakarta (Batavia) oleh Pemerintah Hindia Belanda pengadaan air bersih berasal dari sumur bor/artesis
1918 - 1920
Ditemukan sumber mata air Ciburial di daerah Ciomas Bogor oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan kapasitas 484 l/dt. Dan tahun berdirinya Gementeestaat-waterleidengen van Batavia
1922
Pada tanggal 23 Desember untuk pertama kalinya air yang berasal dari Ciburial Bogor dialirkan ke kota Batavia (Jakarta), dan pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi PAM JAYA
1945 - 1963
Pelayanan air minum dilaksanakan oleh Dinas Saluran Air Minum Kota Praja dibawah Kesatuan Pekerjaan Umum Kota Praja
1977
Tanggal 30 April 1977 PAM JAYA disyahkan berdasarkan PERDA DKI Jakarta No. 3/1977
Tanggal 2 Nopember 1977 PAM JAYA dikukuhkan oleh SK Mendagri No. PEM/10/53/13350 diundangkan dalam Lembaran DKI Jakarta No. 74 tahun 1977
1997
6 Juni 1997, Pendantanganan Perjanjian Kerjasama PAM JAYA dengan 2 Mitra Swasta selama 25 tahun yaitu PT. Garuda Dipta Semesta yang saat ini menjadi PT. PAM LYONNAISE JAYA (PT. PALYJA) dan PT. Kekar Pola Airindo yang saat ini menjadi PT. THAMES PAM JAYA (PT. TPJ)
1998
1 Februari 1998, Operasional secara penuh pelayanan air minum pada wilayah usaha dilaksanakan oleh 2 Mitra Swasta
2001
Setelah melalui negosiasi Perjanjian Kerjasama direvisi dinyatakan kembali (Amended & Restated) dengan Perjanjian Kerjasama 22 Oktober 2001
2004 - 2005
24 Desember 2004 Penandatanganan kesepakatan Addendum Perjanjian Kerjasama 2001 untuk Wilayah Barat (PT. PALYJA).
7 Oktober 2005 Penandatanganan kesepakatan Addendum Perjanjian Kerjasama 2001 untuk Wilayah Timur (PT.TPJ).
Spoiler
for BoGor TeMpO DoElOe PaRt 10 (SEJARAH SUMBER AIR MINUM CIBURIAL)

melihat saluran ke jakarta

gudang utama


angker serem

atap gerbong air


Jalan Setapak kejalur air untuk lokal Bog



Gudang-gudang

Bendungan air


Cerobong dan pintu sumur

DalamGudang

Gudang kecil


Pengukur Debit air

Pohontua

Tangan patung mungkin bersejarah.....

trimakasih kepada
seluruh teman" yang memiliki gembar" tersebut