Kamar Kosong Laut Alas Purwo 1
Riak angin laut pantai Alas Purwo sangat bersahabat ktika aku berada di tempat itu. Tempat wisata yang belum begitu dikenal itu merupakan temapt yang tenang dan rasanya prospektif untuk dikembangkan sebagai derah wisata .
“kulihat bapak ini datang dari jauh ya ? dan, baru pertama kali datang ke sini ?” ujar seorang lelaki setengah baya yang mengenakan pakaian khas jawa lengkap dengan blangkon dan kerisnya. saya seperti tak menyadari kedatangan laki-laki itu. Tiba-tiba saja dia seperti sudah berada di dekat saya.
Dia kemudian menawarkan kepada saya untuk menginap di sebuah hotel bernama hotel XXX (sorry disamarkan aja nama hotelnya). Anehnya, saya langsung saja menyetujuinya. Sepertinya aku seperti terkena hipnotis dan tidak dapat mengelak dengan apa yang menjadi keinginan Orang tersebut.
Maka, saat itu juga aku mengikuti langkah orang itu menuju hotel yang tidak jauh dari tempat saya berdiri. Begitu memasuki hotel, kulihat ada beberapa orang yang sedang bersenda gurau sambil duduk-duduk santai di lobi hotel. Namun dari beberapa orang yang ada disitu, anehnya tidak ada satupun yang memeprhatikan langkah kami. Kedatangan kami seolah tidak di anggap, meski Cuma melihat barang sepintas saja.
“ini kamarnya , pak” katanya sambil mengeluarkan sebuah kunci dari kantong baju surjannya. Aku dan parman lalu memasuki kamar itu. Beberapa orang yang ada di sekitar situ melihatku dengan heran. Aku sendiri tidak tahu mengapa mereka melihatku dengan heran. Aku sendiri tidak tahu mengapa mereka melihatku seperti itu. Seolah ada yang aneh pada diri saya. Sementara orang bersujan tersebut membantu saya membawakan masuk barang-barang bawaan saya ke dalam kamar.
Begitu masuk ke dalam kamar, aku langsung mencium bau kemenyan yang berbaur dengan kembang kenanga yang biasa digunakan orang untuk menabur kembang di atas makam. Aku melayangkan pandangan ke sekeliling kamar yang di cat dengan nuansa hijau. Aku sangat penasaran dengan bau-bau tersebut.
Dengan penasaran aku lalu mencoba melongok ke bawah tempat tidur sambil menyingkap spreinya. Tapi tidak ada tempat untuk pembakaran dupa atau kembang secuil pun yang ada dikolong itu. Orang tua bersurjan hanya diam saja melihat tindakanku yang demikian. Dia tidak menjelaskan dari mana datangnya bau-bauan yang menyengat itu. Bahkan, tak lama kemudian dia langsung ngeloyor pergi.
Malam pun tiba. Hotel di tempat wisata itu tiba-tiba menimbulkan galau di hatiku. . Malahan, meski malam belum larut, saya malah diserang rasa kantuk yang teramat sangat. Rasa kantuk yang jarang aku alami karena aku terbiasa tidur larut malam. rasanya saya ingin saja merebahkan diri dan memejamkan mata
Bersambung..............
[SPOILER="suasana pinggir pantainya"]
