Total Views: 7141
Share :
Facebook
Twitter
Google+
Mencari Puing-puing Cinta mu
Terkapar ku dalam malam
Menanti dan terus menanti yang tak pasti
Dalam sunyi ku menari dengan bayang mu
Tiupkan seruling dalam setiap purnama
Berbisik ku berbisik
Pada hembusan angin ku berbisik
Meminta kabar dari dirimu
Mencari nafas yang mungkin masih tersisa untuk ku
Kerikil tak sekecil pemikiran ku
Walau kaca tak dapat pantulkannya
Merangkak ku tetap merangkak
Mencari sisa - sisa dirimu dalam pasir
Walau ombak menarik mu dari ku
Kan ku kayuh dayung ku menuju samudra itu
Meski itu hanya setitik harapan dalam selimut kabut
Ku kan tetap terjang hingga tubuh terkulai lesu
by ChanZigh
Kufur
- 15/10/2012 09:40 AM
#42
Waktu IV
Terakhir, dari perjalanan waktu...
Suara fajar masih meratap
Berharap mentari terangi bumi
Berharap bulan masih kembali
Menyinari dunia yang hampir mati
Manusia hanya berdaya dengan makian
Mengumpat saat dikalahkan
Mencaci saat kemenangan
Sombong, penuh iri dalam hati
Fajar terus meratap hampir menangis
Melihat mentari datang tertutup awan
Petir bersiap menghujam bumi
Berharap membunuh seorang manusia
Siang pekat kelam melebihi malam
Hati manusia diisi kedengkian
Berharap kesusahan bagi insan lain
Tertawa, melihat kesedihan
Senja pun sebenarnya enggan
Harus menghadapi manusia yang berhati setan
Seakan senja bertanya
Mengapa waktu harus berjalan
by pandekaapi
Racau
Dalam rebahku melintas kupu-kupu bersayap api bermata
iblis yang tiap malam hampir pagi terbang lalu lalang tanpa
pernah tau mana Timur mana Selatan bersama serombongan
kunang-kunang bersayap salju dan angin yang
menusukku melewati pori-pori kulit menuju ke dalam ruang
rongga kepalaku yang sudah kosong ketika sebelumnya
ingatan tentangmu berlama-lama singgah serupa bocah
yang baru pulang dari tualangnya di antara hangat cuaca
musim panas yang panjang kemudian menjelma kelam
untuk kulalui berlari sambil berteman api dengan nyala yang
membentuk cahaya tanpa rupa lalu menjelma
sayap kupu-kupu sebab rebahku sudah tak tau mana Timur mana
Selatan yang salju dan dipenuhi kunang-kunang bertualang
melewati serombongan angin tempat iblis bermata api
singgah di ingatan untuk kemudian menusukkan
kelam musim panas pada malam yang lalu lalang.
2010
by pembencipurnama
Kufur
- 15/10/2012 09:42 AM
#44
semoga aku, tidak jalan mundur
telapak kaki mulai bicara.
lelah katanya terus berlari.
masih juga tak tahu arah.
bukankah lebih baik berhenti?
lutut pun ikut lemas.
lemah lunglai ingin lepas.
tapi hati kian cemas.
semoga harapan ini belum tewas.
mata terus mengerling.
berharap ada tanda panah.
tapi rasanya hati ini sudah kering.
sampai tak terasa penuh bernanah.
Tuhan, turunkanlah aku jika memang aku sudah terlalu tinggi.
tapi jangan hentikan langkahku lagi.
aku tak mau berjalan mundur.
love- Nindy
Khayalan
Sebenarnya,
Aku ingin mengatakannya
Mengatakan hal ini kepadamu
Jujur ..
Sudah tak tahan rasanya
Namun
Apa daya
Tak pernah kutemukan dirimu
karena dirimu
hanya ada dalam khayalku
by kaito
Kufur
- 15/10/2012 09:44 AM
#46
TEKS USANG NEGERI YANG MATI SURI
Borokborok menganga
Darah nanah biasa
Jangan pula kau tanya hak azazi
Beruntung kami tak mati di moncong amunisi
Kami satu dicurangi
Kami satu dikhianati
Kami satu dilucuti
Hari ini 83 matahari
Kami tengok teks usang negri
Bukan untuk dimaknai
Cuma superior di depan televisi
Hahahehe anjing negri
Tangistangis pemudapemudi
Kami satu berniat
Kami satu bertekad
Kami satu bersuara
Bangsat!
Seberapa yakin kalian akan hegemoni, lalu nafikan kami?!
Seberapa kalian buta erangan kami?!
Ketika kalian cuma hambur basabasi
Kalian tak lebih setan laknat pengerat negri
Teruntuk bajingan penggadai republik ini
Atas nama baptis para penonggak negri
Kukirimkan seperangkat pembalut dan borgol untuk kalian amini
Kuhaturkan juga muntahan peluh darahdarah kami untuk kalian nikmati
Selamat hari sumpah pemuda duhai kalian pemimpin negri
Biarkan saja teks itu usang diterkam jaman
Tertawalah wahai kalian
Kuyakini takkan lama lagi, terang kan memayungi kami
: amiin
by yayagyp
Terimakasih
dimana dia
dia dipusat dari titik
menyelam dalam ia
didirinya
sendiri
busuk
!
by Aspal_panasku
Kufur
- 15/10/2012 09:46 AM
#48
penghujung oktober
masih
akhir oktober ini dihimpit oleh kelabu
sayap-sayap malaikat tertutup, biarkan rintik hujan jatuh meresap ke pusat bumi
jingga di ufuk perlahan berganti gelap tanpa rembulan
malam ini ku dendangkan lagu pilu
melodi kegundahan yang telah melekat dalam batinku semua kutumpahkan
ingin ku buat teluk pengandaian
bertadangkan pohon pengharapan
agar daunnya tak pernah habis berguguran
by Esti Sofyan
Perjalanan Rasa
1
Awan Angin
Jelajahi belantara ingin
Berkali menyasak belukar
Haram terkapar
Angin memupuk harap,
Rengkuhah Awan
Bertaut tangan,
Tapaki senyap
Wujudkan mimpi di ujung harap
2
Mengurai jejak langkah rasa,
Kita...
Mengkristal asmara
Tiap detik bermakna
Menjulang pohon harapan, bersama
3
Dan jalan berpaku ada di tiap pilihan langkah
Tertengadah..
Memohon yang terbaik untuk harapan yang terus teranyam
Rasa tak pernah padam, Sayang..
4
Menyusun kepingan kisah tergores di sepanjang langkah
Menjadikannya mozaik terindah
Membingkainya dengan ketulusan cinta di relung hati
Rasa ini, tak tertandingi
5
Terengah dalam perburuan jawab
Menggenggam erat sumpah setia akan lelaki terpuja
KAU penentu cerita
Hanya KAU ijinkan berdoa
Jalani semua
Gemuruh hati tak sabar wujudkan mimpi
TUHAN, maafkan kami...
6
Nafas tergelincir ke rembang senja
Masih terajut asa
Menanti genggam jemari susuri waktu berdua
Kapan?
Tanya membentur penghalang
Mengaburkan jawaban
Dan kita masih di sini
Menapak labirin teka-teki
Setidaknya masih termiliki rasa
Lelaki terpuja..
by nixyan
Kufur
- 15/10/2012 09:48 AM
#50
no one has this
terlalu aneh yang ku rasakan.
Lupakan dia? bagaimana bisa?
Mungkin dengan,
memaafkannya? aku bahkan tak pernah disakiti olehnya.
Buang barang pemberiannya? aku bahkan tidak pernah menerima satupun.
Lupakan musik kesenangannya? aku bahkan tidak tahu jenis musik yang dia suka.
Atau mungkin aku tidak harus mencoba melupakannya?
Bagaimana aku bisa menerimanya?
Aku bahkan tidak mengetahui dia masih mengenalku atau tidak.
Tidak. Aku tidak mengharapkan dia masih mengenal atau bahkan mengingat namaku.
Aku hanya mengharap dia masih mengingat wajahku. Walau samar.
by Jebol 28
Agresifisuasif
Gelombang malam adalah kelam dalam pejam yang tenggelam dibait-bait alam
taburannya riuh beralas seduh yang mengayuh sayup-sayup subuh
mengais dari sisa tangis yang menyeka gerimis dibalik tajam pandangan sinis
pandangi bumi lalu pahami pagi yang bangkit dari kemilau mentari dan merajai tengah hari, lalu terganti di barat nanti
berucaplah dengan segala rendah, yang kita pungut dari sampah, lalu mulailah hadapkan wajah yang menengadah
hina-hina yang membuat nista menjadi utama dari segala rasa yang kentara di tubuh dengan kelana
mulai merangkai sejuta perangai yang mengiba dengan lunglai menanti sebuah damai.
by pena_hitam
Kufur
- 15/10/2012 09:50 AM
#52
Berhenti
waktuku hilang
benar .
gelap teman setia kita berbagi rasa
seperti ini basah di genangan air
gelap dan kotor
basah
merekah
lusuh
aku pergi mencari janji
ketenangan
by Aspal_panasku
Setelah Kepergian Mu
Saat mendung selami malam
Terayun ku dalam kesunyian
Sepi yang ku rasa telah menjadi ketetapan dalam setiap inchi hidup ku
Garis hidup ini pun terasa terlalu dangkal
Ku butuh diri mu sekedar memberi sedikit gaya agar ku dapat bergerak
Jangan kau buat diri ku seakan tak berarti
Kalau kau berhenti sejenak saja untuk melihat ku
Kau kan lihat hidup ku bagaikan bilangan binary
Yang hanya mengenal 0 dan 1
Berikanlah sedikit timah basah dihati yang telah terputus dari sirkuit-nya ini
Ku harap kau dapat mendengar sedikit raungan hati ini
Karena jangka dan mistar hidup ku telah patah tanpa mu disini
by ChanZigh
Kufur
- 15/10/2012 09:51 AM
#54
Mengatruh Resonansi
jalan yang kamu rindui seperti bunga merah memawar cinta,menggoda serpihan kata yang sempat limbung dihantam suka semalam.dengan palu-palu cerita yang mengatruh di sudut kelam kontelasi jiwa, dibawah resonansi kita sebagai manusia, aku ajak kamu menjelajah..
di atas perahu menyisir, membawamu ke ujung ruangan berisi udara, agar kamu hirup segar perjalanan kita sebagai cerita di atas perkamen dunia
dan akhirnya, jika ada dua cabang jalan,kita harus memilih kemana kita pergi...
by rayaKafka28
Waktu III
Mendayu merdu tangisan alam
Tawa kehancuran terbahak-bahak
Air mata basahi pipi
Siang meredup beranjak petang
Bersinar terang bintang senja
Tegarkan diri hadapi tantangan
Kuatkan jiwa terima luka
Hentikan ratap keluarkan teriakan
Tumpahan darah basahi bumi
Menjejak menapak duka pengalaman
Hangus rindu tersiram fana
Awan malam menggulung berdatangan
Terkelupas kulit menjelang fajar
Mentari mati hitam mengelam
Tidur terpaksa ajukan cerita
Habis hari penuh derita
by pandekaapi
Kufur
- 15/10/2012 09:52 AM
#56
Sudahlah
Kucari kamu di sudut lamunku
bersama angin yang berhembus pelan
dan kicau burung yang ikut meneriakkan rindu untukmu
Di sudut kota,kau bilang bahwa cinta untukku tak ada
Kau sembunyikan dia dalam sorot tajam matamu
Aku selalu tahu,
tapi pura-pura tak tahu
Hanya untuk menguji seberapa besar cinta
yang kau simpan rapi di sudut ruang hatimu
Aku diam
untuk memberimu waktu
Kau perlu sendiri
untuk menghargai arti hadirku
atau sekedar tau seberapa besar rasa cintamu
Sudahlah,
Aku terlalu lelah untuk mengerti
Rumus-rumus cinta yang kau agungkan
dan membuatku jatuh kebingungan
Sudahlah,
Kita hanya perlu mengakui
Bahwa cinta kitalah yang sejati
Mojokerto,29 Oktober 2011
by Rani-Chan
HUJAN DIBALIK RINDU ke-dua
masih berlatar hujan dibalik rindu
berharap meretasi waktu antara kau yang telah pergi jauh
disini aku masih menyimpannya
sebentuk cinta yang kau beri nama hujan satu april
padma hati aku masih tak mengerti
mengapa tuhan menjadikanmu titik-titik hujan
sedang aku kini tak lagi bisa memelukmu
saat ini kau telah menjadi nasha disisi tuhan
aku masih dengan jabatan lama ku,
pudjangga patah hati bersama cancer rindu dibalik rinaimu
menggenggam satu bait janji berlatar hujan kita dulu
"tak kan pernah ada yang pisahkan kita, selama hujan masih menjadi milik kita"
hujan dibalik rindu
"sayang, apa kau bahagia disana?
disini aku masih saja terjerami hujan yang kau kagumi..."
by: endhaswara
Kufur
- 15/10/2012 09:54 AM
#58
Rindu Gugur
Daun-daun gugur
merindukan tanah gembur
Jakarta dimalam hari
lampu-lampu merkuri
anak-anak bingkam
mengecup jembatan
gedung-gedung berpendar indah sekali
layaknya cahaya bintang beralih ke bumi
tapi tak memberi arah pasti, di sini
Jakarta tak pernah mati
kecuali hati nurani
seperti daundaun
berguguran
angin dan debu
berseteru
haridjogja 27okt2011
Saat Pertama
ini saat pertama aku tak menyadarkan mu di dadaku saat kau menangis..
ini saat pertama aku tak menghapus air mata mu di sela hari yang seolah begitu menghukum..
ini saat pertama aku tak menopangmu dikala langkahmu begitu lunglai..
karena ini saatnya aku pergi..
terima kasih atas cacian dan hinaan ibumu, kau kan kuat tanpa aku..
: jangan terlalu bodoh berharap dengan aku yang bukan siapa-siapa bagimu,.
by Kakashi hatake
Kufur
- 15/10/2012 09:56 AM
#60
Waktu II
Pagi sunyi kabut berkabung
Hadiah duka dari langit
Cerita masa lalu menjadi luka
Penuh peluh tubuh melepuh
Hati termanggu wajah membatu
Siraman laut seakan api
Karang diterpa berdiri senja
Burung merpati jatuh terkapar
Malam penuh bintang air mata
Jatuh berderai hiasi pipi
Tubuh layu semakin memudar
Genggaman dalam kelemahan raga
Matahari turun dari tahta
Bulan naik ke singgasana
Putih bersih cahaya purnama
Menghiasi bumi dengan kesuraman
Fajar membasahi langit malam
Dengan tumpahan cahaya redup
Mata tertutup dalam lembah
Subur dosa parasit jiwa
by pandekaapi