Gw punya temen baik, temen waktu sma, sampe sekarang pun masih temenan.
Nah skrg ini ceritanya kita punya profesi yang beda, dia lulus ekonomi masuk ke insurance, dan gw seperti sekarang ini, anak komunikasi yang terdampar di dunia terlarang

. ga ada yang salah dengan ini, perbedaan itu menarik
Nah suatu waktu, dia pindah divisi dari database ke motivational, yang ternyata banyak berhubungan dengan desain. Karena sebelumnya dia terlihat "cukup" menguasai "seni" dan lebih punya sense of art dibanding temen-temennya yang lain dimata bos-nya, akhirnya pindahlah dia ke divisi tersebut. Temen gw ini memang terlihat cukup interest di dunia seni, but unfortunately, dia ngga pernah mendalaminya secara intensif. Di kantornya ada beberapa desainer yang kurang punya "taste", tapi dengan bantuan "art directing" dari dia, akhirnya setiap output pekerjaan yang selama ini biasa-biasa aja, menjadi lebih baik. good point.
Beberapa lama setelah dia pindah divisi, desainer-desainer tersebut pindah kantor, dibajak kantor lain lebih tepatnya. dan sekarang udah ngga ada desainer lagi yang bisa dijadiin "operator". Dan dia agak kelabakan nanganin kerjaannya ini, karena dia ngga bisa operate software desain, tapi dia punya tekat buat belajar lebih banyak tentang desain.
Kemudian dia mulai menghubungi gw, karena dia tau kemana harus meminta tolong disaat seperti ini. Dia minta di-tutor, ok gw dengan senang hati membantu dia, semua yang dia butuhin gw provide semua. Mulai dari thinking process, operating software, dll. Tapi entah kenapa, gw agak sedikit pesimis dengan tekat dia, mengingat kebiasaan dia yang "agak" males mempelajari sesuatu. tapi gw tetep berusaha berpikir optimis, kalo dia bakalan bisa.
Gw udah berusaha ingetin, bahwa ngga ada segala sesuatu yang instan, khususnya dalam hal seperti ini. karena kuncinya adalah latihan, latihan dan latihan, belajar, belajar dan belajar. Setidaknya itu yg selama ini gw terapkan. Bahkan pengalaman dan pengetahuan itu ngga bisa dibeli. Ngga ada cara lain selain melewati jalan itu.
Satu dua kali dia pernah dateng ke gw untuk minta dibantu membuat suatu desain. Gw bikinin, meskipun kerjaan kantor gw udah numpuk. Gw seneng seneng aja ada yang percaya sama gw buat urusan desain. Tapi setelah beberapa lama, gw masih ngga ngeliat perkembangan yang signifikan dari temen gw itu, masih tetep begitu. Di saat gw sibuk ngutak-ngatik layout, mikirin komposisi, dia bisa chating ama sms-an di belakang gw. O.M.G. dan seperti yang udah gw duga sebelumnya, kondisinya jadi berbalik seperti awal, gw bukan memberikan tutorial, tapi membuat the whole damn design project.
Dan akhirnya, jujur aja. belakangan ini gw agak sedikit terganggu dengan "permohonan bantuan"nya. bukan kenapa-kenapa. Karena yang harus gw bikin itu adalah kerjaan kantornya dia. Yang seharusnya adalah tugas desainer kantornya yang sekarang ini "vacant". Gw sebenernya ngga mengharapkan apa-apa dari dia, apalagi material. no, dia temen baik gw. Tapi gw juga ngga mau jadi orang yang munafik. Karena kondisi nya akan jadi berbeda kalo ini terus berulang-ulang dan menyangkut perusahaannya bekerja.
Gw kepengen banget ngeliat temen gw ini jadi bisa, tapi gimana caranya ya?. istilahnya gw mau banget ngajarin dia main gitar, ngasih licks-licks, tapi jangan melulu minta dibikinin lagu. karena dibalik lagu yang simpel itu ada banyak pemikiran dan lain-lain, ada effort yang harus gw keluarkan, waktu, tenaga dan pikiran. Gw pengen dia jadi mandiri. Gw ngga mau dia jadi ketergantungan ama gw.
gimana caranya supaya dia ngerti maksud gw?