Latar belakang sejarah
perkembangan Taekwondo dpt
dibagi dalam 4 kurun waktu,
yaitu : Pada masa kuno, masa
pertengahan , masa modern dan
masa sekarang.
1. Pada Masa Kuno
Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia
mempunyai insting untuk selalu
melindungi diri dan hidupnya,
hal ini secara disengaja maupun
tidak akan memacu aktivitas
fisiknya sepanjang waktu.
Manusia dalam tumbuh dan
berkembang tidak dapat lepas
dari kegiatan / gerakan
fisiknya , tanpa menghiraukan
waktu dan tempat. Pada masa
kuno manusia tidak punya
pikiran lain untuk
mempertahankan dirinya kecuali
dengan tangan kosong, hal ini
secara alamiah mengembangkan
teknik - teknik bertarung
dengan tangan kosong. Pada
saat kemampuan bertarung
secara tangan kosong
dikembangkan sebagai suatu
cara untuk menyerang dan
bertahan, digunakan pula untuk
membangun kekuatan fisik
seseorang, bahkan dijadikan
pertunjukan dalam acara ritual.
Manusia mempelajari teknik -
teknik bertarung didapat dari
pengalaman nya melawan
musuh - musuhnya. Inilah yang
diyakini menjadi dasar seni
beladiri Taekwondo yang kita
kenal sekarang, dimana pada
masa lampau dikenal sebagai
'Subak" , "Taekkyon", "
Takkyon" , maupun beberapa
nama lainnya. Pada asal mula
sejarah Semenanjung Korea , ada
3 suku bangsa / kerajaan yang
mempertunjukan kontes seni
beladiri pada acara ritualnya.
Ketiga kerajaan ini saling
bersaing satu sama lain,
ketiganya adalah Koguryo,
Paekje dan Silla, semuanya
melatih para ksatria untuk
dijadikan salah satu kekuatan
negara, bahkan para ksatria
yang tergabung dalam militer
saat itu, menjadi warga negara
yang mempunyai kedudukan
yang sangat terpandang.
Menurut catatan , kelompok
ksatria muda yang terorganisir
seperti " Hwarangdo" di Silla dan
"Chouisonin " di Koguryo,
semuanya menjadikan latihan
seni beladiri sebagai salah satu
subyek penting yang harus
dipelajari. Sebuah buku tentang
seni beladiri yang disebut "
Muye Dobo Tongji "
menyebutkan : " ( Taekwondo)
Seni pertarungan tangan kosong
adalah dasar dari seni beladiri ,
yang membangun kekuatan
dengan melatih tangan dan kaki
hingga menyatu dengan tubuh
agar dapat bergerak bebas
leluasa, sehingga dapat
digunakan saat menghadapi
situasi yang kritis, berarti
( Taekwondo ) dapat digunakan
setiap saat ".
Koguryo's 'sonbae' dan
Taekkyon
Koguryo yang berdiri pada 57
tahun seblem masehi di
semenanjung Korea bagian
utara, membentuk kesatuan
para ksatria tangguh yang
disebut 'Sonbae', yang artinya
laki - laki yang bersifat baik dan
tak pernah takut dalam
bertarung / perang . Dalam buku
sejarah disebutkan bahwa saat
Dinasti Chosun Kuno
memerintah , tanggal 10 Maret
setiap tahunnya pada hari raya
Koguryo, masyarakat
merayakan nya dengan acara -
acara kontes tarian pedang,
memanah, subak ( Taekkyon )
dan sebagainya. Kontes Subak
( Taekyon ) sebutan untuk Seni
beladiri Taekwondo pada masa
itu adalah salah satu kegiatan
yang sangat populer. Penemuan
beberapa lukisan dinding makam
pada masa Koguryo, yang
menggambarkan 2 orang yang
saling bertarung dalam sikap
Takkyon ( Taekwondo ),
membuktikan bahwa seni
beladiri yang sekarang kita kenal
sebagai Taekwondo telah
dipraktekan sejak 2000 tahun
yang lalu di Semenanjung Korea.