Veromonster
- 09/07/2010 08:11 PM
#1

VIVAnews - Indeks harga saham di sejumlah bursa utama Asia berhasil mengikuti momentum reli di Wall Street. Selain menyambut baik turunnya jumlah pemohon tunjangan pengangguran di Amerika Serikat (AS), para investor pun antusias atas keputusan bank sentral Korea Selatan (Korsel), yang menaikkan tingkat suku bunga.
Pada penutupan transaksi Jumat, 9 Juli 2010, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,5 persen menjadi 9.585,32. Kenaikan ini juga didukung oleh menguatnya kurs dolar atas yen sehingga menggembirakan para eksporti Jepang. Namun, mereka kini mengantisipasi hasil pemilihan umum majelis tinggi pada Minggu esok dengan kemungkinan bahwa partai yang tengah berkuasa bisa kalah.
Indeks saham di China melonjak 2,6 persen setelah bank sentral setempat menyatakan bahwa kebijakan moneter dan fiskal akan tetap akomodatif pada paruh kedua tahun ini.
Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 1,5 persen menjadi 20.341,01 dan indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,9 persen menjadi 4.396,30. Kenaikan indeks juga melanda bursa saham di Singapura, Taiwan, India, Thailand, dan Malaysia.
Di Korsel, indeks Kospi naik 1,4 persen menjadi 1.723,01 setelah bank sentral, secara tidak terduga menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 2,25 persen. Ini merupakan kenaikan pertama sejak Agustus 2008, atau sebelum wabah resesi keuangan global.
Dengan demikian, Korsel mengikuti langkah Taiwan, India, dan Malysia, yang menaikkan suku bunga dalam dua pekan terakhir. Bagi pengamat, kebijakan ini menandakan bertambahnya kepercayaan diri negara-negara Asia di tengah pemulihan ekonomi dari resesi kendati tengah berlangsung krisis keuangan di Eropa.
"Kenaikan suku bunga merupakan ungkapan kepercayaan diri yang tegas dari bank-bank sentral Asia bahwa pertumbuhan akan berlanjut, meski ada masalah di Eropa," demikian laporan bank DBS.
Seperti di Wall Street, para investor saham di Asia antusias menanggapi laporan mingguan Departemen Tenaga Kerja AS, bahwa jumlah pendaftar tunjangan pengangguran per pekan lalu turun menjadi 454.000 orang. Jumlah ini lebih kecil dari perkiraan para ekonom yang disurvei Thomson Reuters, 465.000 orang, sekaligus merupakan angka terendah sejak awal Mei.
Laporan sektor tenaga kerja selama beberapa pekan terakhir merupakan faktor penentu sentimen pasar. Laporan Kamis itu merupakan yang dinanti para investor, setelah mereka cukup dikecewakan dengan sejumlah laporan sebelumnya, termasuk naiknya tingkat pengangguran pada Juni lalu.
Sementara itu, dalam perdagangan valuta Kamis malam waktu New York, kurs dolar atas yen naik dari 88,38 yen menjadi 88,51 yen. Nilai tukar dolar atas euro pun menguat dari US$1,2697 menjadi US$1,2693.
http://dunia.vivanews.com/news/read/163452-korsel-naikkan-suku-bunga--saham-asia-naik
---------------------------------------------------------------------------------------
