Quote:
Original Posted By
prabuanom ►ternyata om bhatara narada dr KG ikut turangga seta. nah saya sudah minta agar ada perwakilan turangga seta kemari untuk bisa menjawab pertanyaan rekan rekan. karena saya rasa tsnya sendiri tidak memiliki kemampuan dan data untuk menjawab tulisan dan pertanyaan pertanyaan rekan disini. semoga saja beliau mau untuk kemari dan bisa berdiskusi panjang lebar dengan kita semua

Quote:
Original Posted By
prabuanom ►belum datang ya beliau yg mau babar soal turangga seta. saya kemaren dpt dr facebook bahwa sodara kita bhatara narada dr kafegaul ikut dalam ekspedisi piramidnya turangga seta. tentu saya bertanya mengenai klaim klaim tentang turangga seta. dan saat itu saya ketemu om agung dr turangga seta yg berjanji akan kesini, saya beri linknya. saya tidak tahu mengenai penjabaran disana yg mengatakan bahwa tidak ada relief dipenataran yg menggambarkan sama sekali ramayana dan mahabharata. lagian saya sendiri ga ingin debat di facebook orang. makanya saya invite kemari. belum datang rupanya beliaunya?entah deh mengenai klaim yg ebrhasil menemukan banyak situs terpendam dimana mana melalui pembacaan huruf palawa di candi candi. apa benar atau tidak?saya berharap temen disini juga melengkapi daftar pustaka dan juga penjelasan mengenai arkeologis misal pembacaan palawa dan sejarah jika beliau hadir disini nantinya.
Quote:
Original Posted By
prabuanom ►saya ingin bertanya kok malah ga ada orangnya, yg ada malah tsnya yg lari lari
pernyataan turangga seta menyatakan bahwa penataran tak ada sama sekali relief mahabharata dan ramayana. apakah itu benar?sambil menyitir tentang ketakmampuan orang sekarang membaca huruf palawa. hem saya sendiri ga ngerti deh, yg diagung agungkan hanya karena mereka bisa menemukan bangunan terpendam dan piramid dimana mana. entahlah saya bingung
ya saya sebenernya "pengen" percaya, tp karena metode turangga seta sendiri yg ga jelas dan ga mau diskusi.padahal sudah saya undang disini. apalagi pernyataan mereka yg seolah lebih ngerti akan arkeologis tp ga mau membabarkan dan debat dengan mereka yg mengerti akan arkeologis itu sendiri, ya terus terang saya kecewa banget.
ya kalo begitu silakan hiduplah, kalo memang bener itu toh piramid terus mau apa?apa mau digunakan kelompok mereka sendiri mengeruk kejayaan dan kebahagiaan serta kepuasan bhatiniyah kelompok mereka sendiri yg ekslusip?ya silakan saja

Quote:
Original Posted By
Fransdaprof ►Sejarah itu benar menurut mereka sepertinya kalau sudah sesuai dengan pemahaman mereka.
Kalau memang pencarian kebenarannya belum final, ya pelajari dulu sana sampai selesai.
Kalau sudah, ya publikasikan, dan kalau bisa di mimbar ilmiah, jangan dimimbar umum.
Yayasan Turangga Seta adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pelestarian budaya yang ada di Nusantara, serta mempelajari dan memetakan kembali kebesaran Nusantara yang sampai saat ini hanya dianggap sebagai mitos belaka. Dalam perjalanannya, kami banyak menemukan benda-benda peninggalan purbakala yang dapat dijadikan bukti dan acuan tentang ada tidaknya mitos itu.
Di sisi lain, kami juga banyak menemukan aplikasi kearifan lokal yang ternyata sanggup digunakan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan bencana alam. Aplikasi kearifan lokal itu sudah kami aplikasikan di berbagai daerah, salah satu bentuk aplikasi kearifan lokal yang sudah terdokumentasi dengan lengkap adalah pada saat prosesi kami di titik 45 semburan lumpur panas Lapindo Brantas.
Untuk yang berhubungan dengan sejarah Nusantara, kami berhasil menemukan bahwa sejarah Nusantara tidak sekerdil sejarah yang tertulis di buku-buku pelajaran sejarah sekolah yang resmi atau literasi sejarah yang ada. Bahkan lebih dari itu, kami menemukan bukti tentang kebesaran leluhur Nusantara yang di sekitar 10.000 tahun sebelum masehi sudah menguasai dua per-tiga Bumi.
Data yang kami peroleh terdapat di beberapa relief dan prasasti yang dapat dilihat dan dimengerti oleh semua orang. Selain itu kami juga berhasil memetakan dan mendokumentasikan lebih dari 20 jenis aksara purba asli Nusantara yang dapat dipakai untuk membaca prasasti dan rontal-rontal kuno.
Berhubungan dengan pencitraan sejarah sebagai mitos, kami juga berhasil menemukan bukti bahwa beberapa cerita mitos itu adalah benar adanya, bukan hanya sekedar cerita pengantar tidur atau celoteh dongeng keheroikan belaka (seperti keberadaan Kerajaan Hastina Pura, Kerajaan Ngamartalaya, Kerajaan Dahana Pura, Kerajaan Gilingwesi, dll.)
Kebesaran Nusantara di masa lalu sangat erat kaitannya dengan kebesaran tradisi yang pernah ada di Nusantara. Namun sayangnya kebesaran tradisi kita itu telah dihilangkan dengan masuknya ajaran-ajaran baru. Bahkan ajaran-ajaran baru cenderung mem-vonis tradisi kuno menjadi animisme, dinamisme dan politeisme. Padahal ada beberapa teknologi terapan masa lalu yang sangat efektif dan menjadi kekuatan kehormatan dari kebesaran leluhur kita yang sebetulnya masih sangat relevan untuk digunakan oleh generasi kita sebagai pewaris teknologi tersebut, namun kita tidak pernah menyadarinya.
Sebagai contoh, dalam Kitab Negara Kertagama terdapat aturan bahwa setiap Adipati harus menghadap ke pusat kerajaan [Kerajaan Induk] setiap 35 hari sekali. Diandaikan bila hal itu terjadi di era Kerajaan Majapahit, salah satu Adipati yang tinggal di daerah Bandung untuk mencapai ke Trowulan pasti butuh waktu lebih dari 2 minggu. Karena pada masa itu belum ada jalan raya dan mayoritas daerah sepanjang perjalanan masih berupa hutan belantara, juga belum terdapat sarana transportasi modern seperti saat sekarang ini.
Untuk perbandingan, saat gempa besar melanda Padang ternyata bantuan yang lewat darat sampaI lebih dari sebulan kemudian belum bisa merata ke daerah Padang Pariaman, hingga hanya bisa didisribusikan melalui transportasi udara. Bisa dibayangkan teknologi jenis apakah yang dipakai oleh para Adipati kita pada jaman Majapahit untuk berpindah tempat pada saat itu, di saat mereka masih harus menembus medan yang tidak ada jalannya yang penuh dengan hutan belantara, sementara mereka sendiri masih harus menjalankan roda pemerintahan di Kadipaten-nya masing-masing.
Maka kamipun kemudian sadar bahwa ada tekanan dari beberapa negara besar yang mendorong supaya kita melupakan dan menyepelekan tradisi asli kita, karena hanya dengan tradisi warisan leluhur kita, maka kita bisa bangkit dari keterpurukan, juga semangat nasionalisme generasi muda akan menjadi bangkit lagi kalau kita berhasil menunjukkan ke mata dunia bahwa kita bukanlah negara kecil, kita akan sanggup membantah setiap klaim dari Malaysia, karena terdapat juga bukti bahwa kita bangsa asli Nusantara bukanlah orang Melayu dan orang Melayu pada masa lalu hanyalah prajurit biasa dari daerah jajahan di era kerajaan-kerajaan leluhur kita pada jaman dulu.
Untuk dampak positif ekonomi, dengan meng-ekspos kebesaran Nusantara akan ber-imbas ke bangkitnya peningkatan perekonomian di daerah yang candi-candinya menjadi bukti kebesaran Nusantara. Candi-candi itu saat ini tersebar mulai dari Jawa Barat sampai ke Jawa Timur. Sangat disayangkan mencermati para arkeolog kita hanya menganggap cerita dalam relief-relief tersebut hanya sebatasan kisah Ramayana, Sudamala, dll., sehingga sejarah kisah aslinya tidak pernah dipelajari dan terungkap.
Kami bukan kelompok yang meng-eksklusifkan diri. Tetapi pada zaman sekarang banyak pihak yang meragukan kemampuan metode kami dalam pengungkapan sejarah Nusantara ini. Kami menanti setiap individu generasi muda yang sadar akan kebesaran negeri ini dan mau menggali lebih dalam lagi tentang bukti-bukti yang bisa didapatkan di lapangan dalam bentuk apa saja.
Bukti-bukti yang kami dapatkan tidak dapat kami berikan secara sembarangan, tetapi kami akan memperlihatkan dan menjelaskan bukti-buktitersebut kepada pihak-pihak yang memang mempunyai kepedulian, visi dan misi yang sama.
Sangat disayangkan banyak bukti-bukti otentik sejarah Nusantara ini telah dibumihanguskan dan sebagian besar dibawa ke negeri Belanda dan disimpan disana. Bukti-bukti sejarah Nusantara yang saat ini dipertunjukkan Belanda, sebagian besar merupakan tiruan / decoy yang isi ceritanya diputarbalikkan serta dimudakan hingga 700 tahun.
Bukti-bukti yang kami dapatkan hingga saat ini hanyalah bagian yang sangat kecil sekali dari keseluruhan dokumentasi sejarah oleh leluhur kita.
Oleh karena itu, kami mengajak kepada orang muda serta masyarakat umum yang mempunyai kepedulian tentang hal ini untuk bekerja sama mengumpulkan bukti-bukti tersebut. Hal ini adalah bertujua untuk mengembalikan Peta Jaman Nusantara ini yang sudah seharusnya diketahui oleh seluruh individu di Nusantara ini hingga ke ujung dunia.
RAHAYU!!!