[QUOTE=silaent;332138909]Cerita Ramayana dan Mahabharata itu adalah cerita sejarah nenek moyang Nusantara ini gan, benar2 ada dan terjadi.
Hanya saja dengan gampangnya Belanda(melalui para arkeolognya) menyatakan beberapa candi di Indonesia merupakan cerita tentang Ramayana dan Mahabharata.
Para arkeolog dan sejarawan kita, tanpa penelitian lebih lanjut menyadur mentah2 penelitian tersebut dalam penelitian mereka. Sangat sedikit penelitian lapangan yang dilakukan.



nah yg ini saya nda sepakat sekali dengan anda... saya dari jaman kuliah sering berkunjung ke candi2 di jawa. dan secara kasat mata pun sudah nampak beberapa candi di jawa itu memang merupakan cerita tentang Ramayana dan mahabrata, saya ambil contoh dgn Candi Penataran yg di candi kecil di depan candi utama itu merupakan kisah dari Kresna, dan di candi utama yg bertingkat 4 itu merupakan kisah Ramayana. Secara kasat mata pun saya sudah mengetahui itu mrupakan kumpulan relief Ramayana.. Jadi para ahli Belanda pun tidak salah mengatakan bahwa itu cerita ttg Ramayana.
Candi Penataran pun sudah diteliti oleh 8 orang gan, bukan cuman 1 orang.. klo 1 orang iya mungkin salah.. 8 peneliti itu J. Crawford, Van Metereen, J. Rigg, N.W Hoopermans, Andre de la Porte dan J. Knebel, J.I.A Brandes, dan N.J Krom... jadi atas dasar apa mengatakan orang luar itu dengan gampangnya menyatakan relief Mahabrata dan Ramayana klo tidak dengan penelitian yang mendalam..

Injih mbak-e...



@TS: bukannya kalo konsultasi pake media seperti itu tidak lgsg dipercaya? Harus ada semacam verifikasi/password untuk memastikan bahwa "sumber" itu ngga bohong.
Soalnya bisa saja mereka itu sedang menyesatkan, karena batas pemisah antara benar dan salah di alam mereka tipis banget.

hiks........
menyannnnnnnnn

ane nyimak dulu ah.........
semoga makin banyak pembagian menyannya
xixixixi

sebelumnya mas silaent, say hendak berkenalan sama anda dulu ya
mau tanya, apakah anda memang boru Silaen atau bukan ya? masalahnya sebagai boru Silaen, ketertarikan anda terhadap sejarah jawa bisa dikatakan melebihi mayoritas dari orang jawa

jika bukan boru Silaen, kemungkinan besar maksud dari nickname anda itu adalah si laen, yang artinya orang lain... lah kenapa anda (jika memang ya) memilih nama silaent ini? mohon penjelasannya
(atau ada mkna lain)

oh ya, untuk turangga seta, kok menurut saya akan lebih baik apabila turangga Seta mau lebih membuka diri mengenai hasil penelitiannya, mungkin bisa dimulai dengan mas silaent memberikan link2 asli tulisan hasil penelitian turangga seta. menurut saya dengan demikian maka tujuan turangga seta untuk menyampaikan sejarah Indonesia (versi turangga seta) akan lebih mudah tersebar pada masyarakat, terkhusus pada anggota kaskus

sementara itu saja
terimakasih

hmmmm.....sejarah bisa dikatakan benar apabila ada bukti-bukti fisik peninggalan berupa situs, kitab2, petilasan dan lain sebagainya. Hanya saja, kebenaran yang sejati itu tidak bisa kita temukan karena ada rahasia di atas rahasia atau sengaja dirahasiakan agar kita tidak dapat menngenal jati diri bangsa kita yang seutuhnya.......bagaimana dengan kerajaan2 yang hilang secara gaib dan tidak dapat dibuktikan secara akal/logika, padahal bahwa kenyataannya itu semua memang ada dan benar2 terjadi.

Semua dokumen sejarah Nusantara yang dibawa oleh J.P Morgan ke Belanda juga entah kemana?

kalo ane boleh nambahin, turangga seta ini digawangi oleh ibu haslinda razalie, mas timmy hartadi dan mas agung.....ya kalo mas silaent ane gak tahu ID pesbuknya ane ya cuman kenal 3 org itu..........

saya kira sah2 saja make media menyan utk menelusuri kejayaan masa lampau tapi itu tidak bisa dijadikan bukti otentik apalagi dijadikan sebuah pembenaran dari tulisan2 sejarah yg telah ada, sebab pengaksesan informasi leluhur kalau masih dihinggapi rasa "rumangsa isa" akan sulit dilakukan walopun sudah pake srana macem2....

maaf agak OOT......

Waduh...jadi selama ini yang di bahas ampe sepanjang ini di kaskus hasil bakar menyan yo????
Lha pantes jaka sembung

Tidak OOT koq Gan, dan saya setuju dengan pandapat panjenengan..

waduh kalo jaka sembung ane gak ikut2an coba saja kalo para sejarawan hanya mengandalkan menyan meminta petunjuk dari para leluhur ane jamin gak akan nyambung satu sama lain, kecuali masih dalam satu kelompoknya maka tentu tidak bisa dijadikan tolok ukur suatu pembenaran....

tentu saja harus di crosscheck dgn bukti2 yang ada termasuk juga mempelajari teori2 yg telah berkembang hingga saat ini dan tidak serta merta menganggap semuanya salah hanya diri sendiri yg benar


salam kenal mbah :

Sepakat,mas.

Apalagi yang warna merah.."rumongso bener dewe" itu adalah sudah merupakan suatu kesalahan.

Ps; Seorang sesepuh forbud, menyebut kasus ini sebagai BKI.

Tadinya saya berfikir mereka melakukan sebuah penelitian dengan berbagai macam sumber yang ada. Jadi mereka bisa mempertahankan hasil dari penelitian mereka.
Tapi begitu melihat page2 terakhir kok mulai keliatan konyol. Lha gak taunya itu hasil bakar kemenyan. Akhirnya yang timbul ya 'pokoke' alias pekok.

Nuwun sewu nek malah OOT. salam kenal mbah

salam kenal mbah

kalon saya sendiri secara pribadi sangat menghargai turangga seta secara salah satu personilnya betah nongkrong di pesbuk ane

tapi lain urusan kalau semua temuan2 beliau2 ini dijadikan sebuah pembenaran sepihak, tentu gak bisa gitu dong, emang semudah itu ......

Ikut Ndeprok dan nyimak, ngangsu kaweruh sama sesepuh dan simbah-simabah

Harusnya begitu mbah, tapi apa yang terjadi kemudian adalah hasil dari ritual itu menjadi sebuah pembenaran yang mutlak menurut mereka ( itulah kenapa di judul thead ini di kasih tag 'sebuah pembenaran'.
Jadi pengen



Wah kangmas, njenengan geser sithik ben aku iso melu lungguh

Salam kenal juga Mbah

Wah.., mohon maaf, Mbah, saya masih cubluk.., sama sekali belum bisa dikategorikan kaum Simbah..

Sungkem disik kaleh mba'e. Nderek midangetaken njeh mbak.

saya juga mendalami hal hal yg berkaitan dengan informasi dr leluhur, walo saya masih sangat jauh dr ahli. dan memang kok hal itu sangat sangat susah kalo dipadukan dengan ilmu ilmu yg ada, terutama ilmu ilmu berkaitan dengan sejarah. misal dpt wangsit suatu bangunan. bener ketika ditemukan ada. tp ternyata antara sejarah satu dengan yg lainya sangat berbeda jauh. sebagai contoh kemaren. temen temen sedang ritual di pasundan. lalu dpt info prabu A itu adalah ayah dr tempat yg diziarahi. padahal sejarah aslinya tak seperti itu. kemudian lebih aneh lg adalah menunjuk suatu tempat dikampung saya dijatim bahwa disitu makam atau letak makam ayah yg diziarahi dipasundan itu. ya saya bingung sendiri, karena saya sendiri sering ke makam yg dikampung itu. sementara saya tau makam itu bukan makam yg disebutkan oleh temen temen. sejarahnya berbeda jauh.

nah bagaimana kalo begitu?apakah itu bisa dikatakan sebuah kebenaran?lalu manakah jadinya yg bener?. sedang ada banyak data disana. jd menurut saya yah, penggunaan ilmu dr leluhur itu sendiri ga bisa lalu di bentrokan dnegan ilmu sejarah. apalagi lalu mengatakan sejarah itu salah dan lain sebagainya. karena ya memang hasil keghaiban itu berbeda beda satu sama lainnya. jd saya rasa kalo ternyata ujungnya adalah keghaiban ya susah untuk kemudian membicarakanya secara arkeologis dan sejarah. tdnya saya pikir bener bener dr keilmuan arkeologis dan juga sejarah. tenryata berasal dr keghaiban.

lha wong kalau ketemu leluhur A, antara yg satu dgn yg lain aja gambaranya beda2 kok ttg leluhur A ini..apalagi yg diomongkan leluhur A

bener om hehehehe

leluhur "A" yg dimaksud Andrea7 ya mas??...........




*maaf guyon*