Gambarello
- 01/06/2008 08:59 PM
#81
Sabtu 31 Mei 2008, saya berkunjung ke Ritual Coffee di jln. Achmad Dahlan, Kebayoran Lama di depan Kampus UHAMKA. Atau lebih tepatnya kunjungan tidak tahu diri karena Rio si Operational Manager suruh saya disuruh datang hari Senin atau Selasa minggu depan aja. Kalau Sabtu ini dia cuma datang buat ambil kerjaan aja, soalnya dia lagi sakit.
Pas jam 10.10 saya sudah ada di Ritual. Tapi karena saya tidak bawa kamera (jujurnya sih tidak punya
, ya tidak ada foto yang bisa saya tampilkan di sini.
Ketemu mbak ristanya. terus saya nanya "Mbak, Pak Rio ada ?". Mbak rista jawab "Pak Rio belum datang, kayaknya sih gak datang deh. Kan dia lagi sakit. Emang ada janji pak?". Saya bilang "Ya sudah, saya titip ini aja buat pak Rio. Dia udah tau koq dari siapa. Terima kasih ya mbak." Trus saya pesan aja 1 single espresso. Pas baru aja mbak rista mau bikin order saya, eh orang yang saya cari-cari turun dari lantai 2 sambil senyum nahan sakit sih (maklum dia lagi sakit).
Walaupun lagi sakit tapi Rio langsung turun tangan sendiri bikin single espresso buat saya. Di sini pakai Epoca 1 group, 2 buah grinder yaitu Rancilio MD-40 & Rocky. Soalnya selain espresso based juga ada single origin juga.
Begitu jadi, 1 cup demitasse langsung dikasih ke saya. "Silahkan dinikmati bos.", kata Rio. Saya jawab "Terima kasih bos, sampai repot-repot turun tangan sendiri."
IMHO single espresso Ritual:
Pembuatan & penyajian : baik.
Penampilan : cup demitasse tipis & panas.
Crema : Cukup tebal.
Aroma : Earthy, Milky, Choco.
Flavor : Bittersweet Choco with soft Winey finish.
Acid : Mild.
Body : Medium.
Balance cup
Saya langsung komentar "Enak espresso-nya, setau saya di sini buat espresso based pakai Caswell tapi koq yang ini beda ya dengan espresso di sana?" Kata Rio "Single origin & espresso based emang Caswell tp khusus espresso based itu Custom Blend." Ooooo, pantas saja espresso-nya lebih ramah buat lambung saya.
Sambil ngobrol ngalor-ngidul bahas kopi. Saya disuruh coba kunyah roasted bean single origin Columbia Supremo, Aceh Gayo & Toraja Kalosi. Hmmmm, kl yg ini sama dengan yang di sana.
Espresso saya sudah habis, langsung dia tawarkan "Bos, mau latte? Aku bikinin latte double shot deh." Saya jawab aja "Waduh, saya selalu minum kopi tubruk & espresso tanpa susu & gula. Soalnya susu & gula mahal!!!"
Tapi tetap aja tuh dia buat latte double shot + rosetta buat saya (maaf tidak ada fotonya, jadi dibayangin aja ya.................:ngacir
. "Silahkan dicoba, ini latte double shot kl di Ritual namanya Flat White.", sambil dikasih ke saya. "Wuih penampilannya bagus, tp saya belum bisa nilai latte loh (alasannya lihat tulisan di atas 
" saya jujur koq. Pas saya minum "IMHO, rasa Spicy-nya keluar. Enak." Soalnya saya lebih suka kopi yg Spicy.
Habis saya minum air putih buat flushing. Nah, kali ini giliran saya "Bos, Kopi Luwak JD Coffee udah saya titip ke mbak rista." Mbak rista kasih ke dia titipan saya. Dia buka, terus dia hirup aromanya. "Hmmmm, smooth & sweet banget" kata dia. Dia lihat roasted beannya terus dikunyah. "Ngeroast-nya pas banget, rasa gurihnya berasa banget, kopi papan atas nih" kata dia. Terus dia suruh mbak rista (namanya Dewi), niatnya sih Kopi Luwaknya dibikin kopi tubruk tapi karena salah komunikasi jadinya malah dibikin doble espresso.
Pas sudah jadi, mbak ristanya kasih buat dia 1 cup & buat saya 1 cup. Sambil mbak rista nanya "Pak Rio, ini kopi apa ya koq cremanya tebel banget?" Kata saya "Ini authentic kopi luwak, mbak" Ternyata memang benar, cremanya tebal banget.
IMHO single espresso Kopi Luwak JD Coffee:
Pembuatan & penyajian : baik.
Penampilan : cup demitasse tipis & panas.
Crema : Tebal banget.
Aroma : Earthy, Smooth & Sweet Choco , Spicy.
Flavor : Sweet Choco, Herbal , Floral with Smooth Choco layered by fast fading Nutty & Spicy.
Acid : Low.
Body : Medium.
Perfect cup.
Pas saya bilang "aftertastenya ada unsur nutty-nya", Rio langsung bilang "Iya, kacang macademia" Weleh, tenyata dia lidahnya jauh lebih sensitif dari saya, buktinya dia bisa dapat detail kacang macademia

Kl Rio pas kira-kira tinggal 1/2 cup, espresso Luwak-nya ditambahin crew syrup. Dia minum "Hmmm, basic kopinya bagus. Biar di-add crew syrup tetap aja karakter kopinya yg mendominasi. Top."
Waduh, ngobrol ngalor-ngidul sambil ngopi2x. Tidak terasa sudah jam 13.30. Waktunya saya pulang, soalnya Rio masih banyak kerjaan buat bikin laporan2x. Tuh kan saya benar2x tidak tau diri, orang mau kerja malah digangguin (habis tempatnya juga nyaman & bikin betah sih). Maaf ya bos & terima kasih banyak nih atas kopinya
, pelayanannya
serta pencerahan ilmunya

Kalau saya datang lagi, jangan diusir ya
Disclaimer only:
- Review ini dibuat berdasarkan apa yang dirasakan lidah saya, yang belum tentu sama dengan yang dirasakan lidah orang lain.
- Review ini dibuat oleh saya dengan kapasitas yang masih newbie.
- Review ini dibuat secara jujur & obyektif, tanpa ada niat untuk melebih-lebihkan atau menjelek-jelekkan atau membanding-bandingkan dengan tujuan untuk menguntungkan atau merugikan atau mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.
- Review ini bukan merupakan promosi atau propaganda pihak-pihak tertentu.
Pas jam 10.10 saya sudah ada di Ritual. Tapi karena saya tidak bawa kamera (jujurnya sih tidak punya


Ketemu mbak ristanya. terus saya nanya "Mbak, Pak Rio ada ?". Mbak rista jawab "Pak Rio belum datang, kayaknya sih gak datang deh. Kan dia lagi sakit. Emang ada janji pak?". Saya bilang "Ya sudah, saya titip ini aja buat pak Rio. Dia udah tau koq dari siapa. Terima kasih ya mbak." Trus saya pesan aja 1 single espresso. Pas baru aja mbak rista mau bikin order saya, eh orang yang saya cari-cari turun dari lantai 2 sambil senyum nahan sakit sih (maklum dia lagi sakit).
Walaupun lagi sakit tapi Rio langsung turun tangan sendiri bikin single espresso buat saya. Di sini pakai Epoca 1 group, 2 buah grinder yaitu Rancilio MD-40 & Rocky. Soalnya selain espresso based juga ada single origin juga.
Begitu jadi, 1 cup demitasse langsung dikasih ke saya. "Silahkan dinikmati bos.", kata Rio. Saya jawab "Terima kasih bos, sampai repot-repot turun tangan sendiri."
IMHO single espresso Ritual:
Pembuatan & penyajian : baik.
Penampilan : cup demitasse tipis & panas.
Crema : Cukup tebal.
Aroma : Earthy, Milky, Choco.
Flavor : Bittersweet Choco with soft Winey finish.
Acid : Mild.
Body : Medium.
Balance cup
Saya langsung komentar "Enak espresso-nya, setau saya di sini buat espresso based pakai Caswell tapi koq yang ini beda ya dengan espresso di sana?" Kata Rio "Single origin & espresso based emang Caswell tp khusus espresso based itu Custom Blend." Ooooo, pantas saja espresso-nya lebih ramah buat lambung saya.
Sambil ngobrol ngalor-ngidul bahas kopi. Saya disuruh coba kunyah roasted bean single origin Columbia Supremo, Aceh Gayo & Toraja Kalosi. Hmmmm, kl yg ini sama dengan yang di sana.
Espresso saya sudah habis, langsung dia tawarkan "Bos, mau latte? Aku bikinin latte double shot deh." Saya jawab aja "Waduh, saya selalu minum kopi tubruk & espresso tanpa susu & gula. Soalnya susu & gula mahal!!!"
Tapi tetap aja tuh dia buat latte double shot + rosetta buat saya (maaf tidak ada fotonya, jadi dibayangin aja ya.................:ngacir



Habis saya minum air putih buat flushing. Nah, kali ini giliran saya "Bos, Kopi Luwak JD Coffee udah saya titip ke mbak rista." Mbak rista kasih ke dia titipan saya. Dia buka, terus dia hirup aromanya. "Hmmmm, smooth & sweet banget" kata dia. Dia lihat roasted beannya terus dikunyah. "Ngeroast-nya pas banget, rasa gurihnya berasa banget, kopi papan atas nih" kata dia. Terus dia suruh mbak rista (namanya Dewi), niatnya sih Kopi Luwaknya dibikin kopi tubruk tapi karena salah komunikasi jadinya malah dibikin doble espresso.
Pas sudah jadi, mbak ristanya kasih buat dia 1 cup & buat saya 1 cup. Sambil mbak rista nanya "Pak Rio, ini kopi apa ya koq cremanya tebel banget?" Kata saya "Ini authentic kopi luwak, mbak" Ternyata memang benar, cremanya tebal banget.
IMHO single espresso Kopi Luwak JD Coffee:
Pembuatan & penyajian : baik.
Penampilan : cup demitasse tipis & panas.
Crema : Tebal banget.
Aroma : Earthy, Smooth & Sweet Choco , Spicy.
Flavor : Sweet Choco, Herbal , Floral with Smooth Choco layered by fast fading Nutty & Spicy.
Acid : Low.
Body : Medium.
Perfect cup.
Pas saya bilang "aftertastenya ada unsur nutty-nya", Rio langsung bilang "Iya, kacang macademia" Weleh, tenyata dia lidahnya jauh lebih sensitif dari saya, buktinya dia bisa dapat detail kacang macademia


Kl Rio pas kira-kira tinggal 1/2 cup, espresso Luwak-nya ditambahin crew syrup. Dia minum "Hmmm, basic kopinya bagus. Biar di-add crew syrup tetap aja karakter kopinya yg mendominasi. Top."
Waduh, ngobrol ngalor-ngidul sambil ngopi2x. Tidak terasa sudah jam 13.30. Waktunya saya pulang, soalnya Rio masih banyak kerjaan buat bikin laporan2x. Tuh kan saya benar2x tidak tau diri, orang mau kerja malah digangguin (habis tempatnya juga nyaman & bikin betah sih). Maaf ya bos & terima kasih banyak nih atas kopinya




Kalau saya datang lagi, jangan diusir ya

Disclaimer only:
- Review ini dibuat berdasarkan apa yang dirasakan lidah saya, yang belum tentu sama dengan yang dirasakan lidah orang lain.
- Review ini dibuat oleh saya dengan kapasitas yang masih newbie.
- Review ini dibuat secara jujur & obyektif, tanpa ada niat untuk melebih-lebihkan atau menjelek-jelekkan atau membanding-bandingkan dengan tujuan untuk menguntungkan atau merugikan atau mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.
- Review ini bukan merupakan promosi atau propaganda pihak-pihak tertentu.