Hot News!!
Quote:
[COLOR="DarkGreen"][B]Ingin Studi ke Al Azhar, 49 Mahasiswa RI Terlantar di Malaysia
Ramdhan Muhaimin - detikNews
Kuala Lumpur - Hasrat menuntut ilmu menggebu-gebu ke Timur Tengah, tapi malah terkatung-katung tanpa kepastian di negeri orang. Inilah kisah menyedihkan sekitar 49 calon mahasiswa asal berbagai daerah di Indonesia. Berencana mengais ilmu ke Universitas Al Azhar Mesir, tapi mereka malah terkatung-katung di Malaysia.
Para calon mahasiswa tersebut tertipu oleh agen pendidikan PT Fikruna Center, pimpinan seorang ustaz berinisial IJ di Jakarta. Agen pendidikan luar negeri yang beralamat di Gedung Graha Satria Lt. 5 Jalan Fatmawati Jakarta Selatan ini menjanjikan kepada mereka untuk dapat melanjutkan kuliah di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.
Salah seorang calon mahasiswa, Lukman Hamdani (20) mengaku sudah mengeluarkan uang cukup banyak kepada agen pendidikan gadungan tersebut.
"Saya sudah membayar uang Rp 12 juta ke rekening Fikruna Center. Mereka menjanjikan bisa membantu kami untuk studi di Al Azhar, Kairo Mesir," kata Lukman saat melaporkan penipuan tersebut kepada Atase Pendidikan Imran Hanafi dan staf SLO (Senior Liason Officer) Polri Kiki di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (15/12/2008).
Lukman datang bersama seorang kawannya yang juga menjadi korban, Maulana (20), serta didampingi juga oleh Ketua PPI Malaysia Irfan Syauqi Beik dan Sekjen PPI Malaysia Samheri.
Lukman menceritakan, setelah mengikuti tes di Jakarta, para calon mahasiswa itu lalu dikirim Fikruna ke Malaysia untuk menjalani persiapan lanjutan sebelum studi ke Mesir. Di Malaysia, mereka diinapkan di Madiwa (Ma'had Al'Aaly Liddirosah Al Islamiyah Wal 'Arabiyah) di Perak.
"Tapi selama di sana, kami cuma belajar saja di surau. Tidak ada pendidikan formal dan kami tidak dapat kepastian. Selain itu, kami cuma makan, minum dan tidur," ungkap Lukman.
49 Calon mahasiswa tersebut berasal dari daerah yang berlainan dan gelombang rekrutmen yang berbeda. Namun sebagian besar dari mereka sudah terkatung-katung di Malaysia selama setahun.
Lukman dan Maulana diberangkatkan Fikruna pada 10 September 2007 dan dijanjikan berangkat ke Mesir antara September-Oktober 2008. "Tapi sampai sekarang kami masih di sini tanpa kejelasan. Sebagian kawan-kawan juga sudah ada yang balik lagi ke Indonesia karena mereka tidak tahan," imbuh pemuda asal Bekasi tersebut.
Menurut dia, sejak diinapkan di Madiwa, para calon mahasiswa itu terpencar. Bahkan sebagian besar mereka terpaksa mencari kerja untuk menutupi persediaan uang mereka yang menipis.
"Saya tidak tahu jumlahnya sekarang. Tapi yang saya kenal, yang masih ada di sini sekitar 15 orang saja. Tapi mereka berpencar semua. Tidak bisa balik, ya terpaksa cari kerja untuk bisa kumpul uang dan kuliah. Ada yang jaga kedai, cuci piring, pelayan restoran," ungkapnya.
Bahkan, Maulana juga mengungkapkan, mereka diharuskan menyetorkan lagi uang sebesar RM 2.750 (sekitar Rp 9 juta) untuk Madiwa dan Aiport Tax.
"Setelah sampai di sini, kami dapat informasi kalau Fikruna berlepas tangan dan diserahkan kepada Madiwa," kata Maulana.
Maulana juga mengungkapkan, cara Fikruna menipu calon mahasiswa tersebut dengan menyebarkan brosur tentang kemudahan kuliah di Universitas Al Azhar Mesir kepada calon mahasiswa yang gagal mengikuti ujian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka terobsesi dengan iming-imingan Fikruna yang mengatakan telah berhasil memberangkatkan calon mahasiswa sebelumnya ke Mesir.
Atase Pendidikan Imran justru heran jika ada lembaga pendidikan swasta yang membuat perjanjian dengan Universitas Al Azhar Mesir. Namun Imran berjanji membantu para calon mahasiswa tersebut.
"Sebab setahu saya, yang ada adalah kesepakatan antara pemerintah RI dengan Universitas Al Azhar bahwa calon mahasiswa yang ingin studi di sana harus melalui tes di Departemen Agama. Tidak ada harus transit di Malaysia dulu," jelasnya.
Ketua PPI Malaysia Irfan Syauqi Beik meminta agar pemerintah mengusut tuntas kasus tersebut. "Apalagi ada indikasi jaringan penipuan yang sistematis. Jangan sampai ada korban lagi," cetus dia.
Sumber :
DetikNews
[/COLOR][/B]