Quote:
Original Posted By
KingDragon ►

Turi-turian (hikayat) diatas, memang ada berkembang di masyarakat. Sayapun pernah mendengar turi-turian semacam itu, cuma disebutkan Si Tanggang pergi ke Pulau Jawa, saya baru dengar.
Hanya saja Turi-turian tsb sangat sensitif bagi turunan Sitanggang dan Sinaga.
Memang untuk Marga Sitanggang, memang ada beberapa kerancuan.
Di Simalungun, marga raja mewakili wilayah teritorialnya. Siantar dengan Damanik-nya, Raya dengan Saragih-nya, Tanah Jawa dengan Sinaga-nya, dll.
Sitanggang adalah sub marga Saragih, namun dia bukan marga kerabat Raja Raya.
Sitanggang bagi kebanyakan orang Simalungun, dianggap migrasi dari Batak Toba. Namun, dalam beberapa tulisan dari penulis asing yang pernah mengunjungi Simalungun pada "tahun gak enak", sudah ditemukan Marga Sitanggang atau juga Simarmata pada zaman raja-raja dulu.
Seorang kenalan bermarga Saragih Sitanggang, mengatakan pada saya kalau Tanoh Hasusuran (kampung halamannya) adalah di Tanah Jawa.
Turi-turian KingDragon, bisa saja betul, karena dalam catatan sejarah muncul Si Tanggang atau Si Tonggang yang pernah ada di Siantar lalu menuju Tanah Jawa - Simalungun (Makamnya masih ada di atas bukit disekitar Pematang Tanahjawa). Ada yang menjelaskan bahwa Si Tanggang alias Si Tonggang bermarga Sinaga, namun ada yg menilai ini adalah marga yaitu Sitanggang.
Mengenai marga Sinaga di Tanah Jawa (Simalungun), memang ada beberapa versi. Ada yang menyebut berasal dari Jawa (Singosari - Majapahit), Ada yang mengatakan adalah ada berasal dari Panglima Bungkuk & Pasukannya dari Jambi, dan ada yang mengatakan dari India, bahkan mengatakan bermuasal dari wilayah Urat (Samosir).
Memang sejak dulu bisa dipelajari, Sinaga di Simalungun punya karakter sangat terbuka & familiar terhadap orang diluar marganya. Makanya, Marga-marga diluar Simalungun yang menjadi Simalungun; seperti Sipayung, Lingga, Silalahi, Sihaloho, Sinurat, dan Sitopu, awalnya menggabungkan diri menjadi Sub Marga Sinaga di Simalungun.